Selasa 18 Oct 2022 21:03 WIB

Wakil Bupati Garut Cek Bangunan Sekolah yang Dilaporkan Rusak

Data sekolah rusak dari Dapodik dengan Dinas Pendidikan Garut ada perbedaan angka.

Sekolah yang rusak akibat terendam lumpur di Garut (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Sekolah yang rusak akibat terendam lumpur di Garut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi bangunan sekolah dasar negeri yang dilaporkan rusak. Sejumlah sekolah rusak ini ada di wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

"Saya harus melakukan verifikasi di lapangan, kondisi yang sesungguhnya seperti apa, apakah sebanyak itu," kata Helmi saat meninjau kondisi bangunan sekolah di SDN Mekarwangi 1 dan 2, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Selasa.

Baca Juga

Wakil Bupati melakukan pemeriksaan ke sekolah untuk memverifikasi laporan Dinas Pendidikan Garut mengenai ruang-ruang kelas yang rusak berat dan membutuhkan perbaikan. Menurut dia, data dari Dinas Pendidikan Garut berbeda jauh dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang menunjukkan jumlah ruang kelas yang rusak berat dan membutuhkan rehabilitasi tidak lebih dari 50 ruang kelas.

"Informasi dari pendataan yang dilakukan Dinas Pendidikan dengan Bappeda itu 900 sampai 1.000 kelas, ini ada perbedaan yang mencolok (dengan) yang diajukan melalui Dapodik," katanya.

Oleh karena itu, Helmi mengatakan, pemerintah daerah membentuk tim yang mencakup perwakilan dari sejumlah instansi termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan dan Permukiman, dan Inspektorat. Tujuannya untuk memeriksa kembali kondisi bangunan sekolah yang dilaporkan rusak.

Selain mengecek kondisi bangunan di SDN Mekarwangi 1 dan 2, Wakil Bupati memeriksa bangunan sekolah di SDN Sukasenang 2 di Kecamatan Bayongbong, SDN Cipicung 3 dan SDN Bagendit 2 di Kecamatan Banyuresmi. Dia mengatakan bahwa bangunan-bangunan sekolah yang sudah tidak layak dan bisa membahayakan peserta didik harus segera dibangun kembali.

"Banyak juga yang strukturnya sudah rusak, maksudnya sudah rusak itu tanahnya sudah bergerak, ambles. Itu kan strukturnya harus dibangun dari nol, nggak bisa lagi hanya atapnya saja," kata Helmi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement