Senin 17 Oct 2022 03:05 WIB

Indonesia Jadi Ketua Pertemuan Pemimpin Transportasi se-ASEAN 

Indonesia Jadi Ketua Pertemuan Pemimpin Transportasi se-ASEAN.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Agus Yulianto
Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI menjadi ketua/chairman pertemuan para pemimpin sektor transportasi se-ASEAN.
Foto: Ditjen Hubla
Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI menjadi ketua/chairman pertemuan para pemimpin sektor transportasi se-ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI menjadi ketua/chairman pertemuan para pemimpin sektor transportasi se-ASEAN, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Pertemuan tahun ini menjadi yang pertama kalinya diselenggarakan secara tatap muka, setelah dua tahun dilakukan secara daring akibat pandemi Covid 19.

Terdapat dua pertemuan yang dilaksanakan. Pertama, pertemuan tingkat pejabat senior transportasi atau 54th ASEAN Senior Transport Officials Meeting and Associated Meetings (STOM) pada 15 sampai 16 Oktober 2022 yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub RI Novie Riyanto. 

Kedua, pertemuan tingkat Menteri se-ASEAN atau 28th ASEAN Transport Ministers Meeting and Associated Meetings (ATM) pada 16-17 Oktober 2022 yang dipimpin oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

ASEAN STOM dan ATM merupakan agenda tahunan yang dilakukan sebagai ajang untuk bertukar pengalaman, membahas, mengusulkan inisiatif peluang kerja sama, dan menyepakati pengesahan penguatan konektivitas transportasi darat, laut, udara, dan kereta api antar kawasan ASEAN dan antara ASEAN dengan dunia Internasional.

Selain dihadiri para delegasi dari negara anggota ASEAN, hadir pula para delegasi dari mitra wicara ASEAN yaitu China, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa.

Dalam pertemuan ASEAN STOM selama dua hari kemarin (Jumat dan Sabtu), telah dihasilkan sejumlah rekomendasi pengesahan kesepakatan di sektor transportasi antar negara ASEAN. Salah satu yang strategis yaitu penyelesaian negosiasi Perjanjian Komprehensif Transportasi Udara ASEAN-Uni Eropa (AE CATA).

“Perjanjian ini akan menjadi perjanjian antar blok pertama di dunia dalam sektor transportasi udara, antara ASEAN dan Uni Eropa. Kesepakatan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan kembali konektivitas udara antara ASEAN dan Eropa yang terdampak pandemi dan membuka peluang pertumbuhan baru bagi industri penerbangan di kedua kawasan ini,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/10).

Selain itu, rekomendasi dan pengesahan kesepakatan yang strategis lainnya yaitu disepakatinya Aeronautical and Maritime Search and Rescue (SAR) Cooperation, yaitu perjanjian untuk mengembangkan dan meningkatkan kerja sama di bidang pencarian dan pertolongan maritim serta udara antara negara anggota ASEAN.

Di sektor transportasi udara, disepakatinya ASEAN Guidelines on Airport Environmental Management System (EMS). Kemudian di sektor transportasi darat, disepakatinya Guiding Principles for the Regulation of Application-based Mobility Services for Passenger Transport in ASEAN.

Serta di transportasi laut, disepakatinya Implementation Framework to Enhance Regional Container Circulation untuk mendukung pemulihan distribusi logistik yang terdampak pandemi Covid 19.

“Melalui kesepakatan tersebut, diharapkan hubungan kerja sama di sektor transportasi dengan negara anggota maupun dengan negara mitra wicara ASEAN semakin kuat. Serta dapat meningkatkan solidaritas antarnegara ASEAN untuk bersama-sama bangkit, pulih, saling membantu dan menguatkan, di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Novie.

Seluruh kesepakatan yang dihasilkan pada pertemuan ASEAN STOM, akan ditandatangani pada pertemuan ATM yang akan dipimpin oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement