Ahad 16 Oct 2022 18:55 WIB

Kejar Target Menuju Indonesia Layak Anak 2030, APSAI Pusat dan Daerah Sinergikan Langkah

Menteri PPPA berharap APSAI dapat terus mendorong perlindungan hak anak di Indonesia.

Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 yang berlangsung selama dua hari, 14-15 Oktober 2022.
Foto: Dok. APSAI
Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 yang berlangsung selama dua hari, 14-15 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 yang berlangsung selama dua hari, 14-15 Oktober 2022 dengan tema “APSAI Maju, Anak Indonesia Terlindungi”. Acara ini dilakukan secara hybrid dan diikuti oleh anggota APSAI pusat dan 18 APSAI daerah yang hadir dari berbagai kota/kabupaten dan provinsi di Indonesia.

Agenda munas dan rakernas salah satunya adalah menerima laporan pengurus APSAI Pusat 2016-2022 dan memilih serta melantik pengurus APSAI Pusat periode 2022-2027. Kegiatan yang dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, ini juga menyepakati langkah sinergis pusat daerah serta kolaborasi pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan upaya menuju Indonesia Layak Anak 2030.

Agenda munas dan rakernas pada hari pertama adalah pengesahan tata tertib munas dan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pengurus APSAI periode 2016-2021 oleh Ketua Umum APSAI Luhur Budijarso. Luhur memberikan highlight beberapa pencapaian penting di masa kepengurusannya, seperti aksi nyata perusahaan anggota dalam mendukung hak dan kesejahteraan anak, penyelenggaraan Anugerah Pelangi, dan pengakuan keberadaan APSAI di forum internasional.

“Capaian penting lain yang menjadi catatan adalah meningkatnya jumlah anggota APSAI daerah secara signifikan selama kurun waktu lima tahun terakhir, meskipun harus melalui dua tahun masa pandemi,” ujar Luhur dalam siaran persnya, Sabtu (15/10/2022).

Dalam sesi tanggapan peserta munas atas laporan pertanggungjawaban pengurus pada hari pertama, beberapa peserta daerah menyorot permasalahan mekanisme keanggotaan APSAI daerah yang masih perlu dibenahi agar lebih bisa memenuhi tujuan APSAI dan harapan para korporasi yang ingin bergabung menjadi anggota. Seluruh peserta munas menerima laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2016-2022 disertai ucapan terima kasih atas segala kerja-kerja nyata yang telah dilakukan.

Linda Gumelar dan Lenny Rosalin, pembina APSAI yang turut membidani lahirnya APSAI pada tahun 2011, turut membagikan kisah kilas balik lahirnya APSAI. “APSAI merupakan wadah percepatan implementasi peran dunia usaha dalam pemenuhan hak anak Indonesia. Lewat APSAI pula kita bisa memastikan sinergi dunia usaha dengan program pemerintah dalam mewujudkan kota atau kabupaten layak anak,” jelas Lenny.

Agenda munas dan rakernas pada hari kedua adalah rapat dan tanya jawab yang melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk dikerjakan oleh pengurus APSAI pusat periode mendatang. Puncak acara Munas APSAI 2022 ini adalah pelantikan pengurus APSAI periode 2022–2027 dan APSAI daerah.

Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, mengucapkan selamat kepada Wida Septarina, yang terpilih sebagai ketua APSAI periode 2022-2027 dan berharap APSAI dapat terus mendorong perlindungan hak anak di Indonesia.

“Sejalan dengan visi dan misinya, APSAI diharapkan dapat terus menggugah kepedulian dan meningkatkan peran aktif perusahaan atau pelaku bisnis agar peduli terhadap pemenuhan hak anak dan mendorong terciptanya Indonesia Layak Anak 2030,” kata Bintang.

Saat ini APSAI telah berdiri di 19 propinsi, 58 kabupaten/kota dan beranggotakan 1440 perusahaan anggota di seluruh Indonesia. Wida Septarina mengatakan, program 100 hari pengurus terpilih adalah melakukan konsolidasi internal organisasi untuk memastikan adanya kesatuan langkah pusat dan daerah untuk percepatan target Indonesia Layak Anak 2030.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement