REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah mewaspadai cuaca ekstrim dan bencana hidrometeorogi, memasuki musim penghujan. Khofifah mengingatkan, dampak fenomena La Nina diprediksi masih akan terjadi hingga sepekan ke depan di sejumlah wilayah Jatim sebagaimana peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.
"BMKG telah memberikan peringatan dini potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jatim. Maka kami mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah untuk waspada dan melakukan langkah mitigasi,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (14/10/2022).
Bencana hidrometeorogi yang perlu diwaspadai di antaranya angin puting beliung, angin kencang, banjir, dan longsor. Khofifah mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengambil langkah mitigasi guna mengatisipasi dampak yang terjadi apabila terjadi bencana.
Koordinasi dilakukan untuk meminimalisir risiko kerusakan maupun kerugian yang dapat mengakibatkan korban jiwa. "Kami juga telah berkoordinasi dengan BPBD Jatim untuk memetakan titik-titik rawan banjir dan longsor. Kami meminta agar disiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dengan lancar," ujar Khofifah.
Khofifah menyebut, BPBD Jatim juga telah bersurat ke bupati/ wali kota se-Jatim untuk mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana. Selain itu, Khofifah juga mengaku telah menyiapkan langkah mitigasi khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir.
Ia mengungkapkan, terdapat 7 DAS yang perlu diwaspadai, di antaranya Sungai Bengawan Solo. Kemudian Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.
"Untuk 7 DAS itu, telah dipasang Early Warning System (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama," kata Khofifah.
BPBD Jatim juga diakuinya telah mengirim bantuan logistik ke kabupaten/ kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. Khofifah berpesan, masyarakat turut membantu BPBD masing-masing kabupaten/ kota dengan memantau sampah-sampah yang ada di hulu dan hilir sungai.
"Petugas juga harus menyiapkan posko 24 jam dan wajib siapkan rambu-rambu jika sewaktu-waktu diperlukan guna evakuasi bencana," kata dia.