Rabu 12 Oct 2022 20:11 WIB

Jokowi Minta Menko PMK Pastikan Masyarakat Miskin Dapat Bansos

Situasi ekonomi global dan geopolitik saat ini benar-benar semakin menyulitkan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Seorang warga memperlihatkan persyaratan pengambilan dana bantuan sosial (bansos) subsidi minyak goreng dan uang bantuan yang telah diterima di Kantor Pos Dumai, Riau, Selasa (12/4/2022). Pemerintah mulai menyalurkan dana bansos subsidi minyak goreng untuk tiga bulan ke depan sebesar Rp300 ribu kepada 13.045 kepala keluarga di Dumai bersamaan penyaluran dana bantuan bahan pokok tahap lima senilai Rp200 ribu untuk bulan Mei 2022.
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Seorang warga memperlihatkan persyaratan pengambilan dana bantuan sosial (bansos) subsidi minyak goreng dan uang bantuan yang telah diterima di Kantor Pos Dumai, Riau, Selasa (12/4/2022). Pemerintah mulai menyalurkan dana bansos subsidi minyak goreng untuk tiga bulan ke depan sebesar Rp300 ribu kepada 13.045 kepala keluarga di Dumai bersamaan penyaluran dana bantuan bahan pokok tahap lima senilai Rp200 ribu untuk bulan Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan masyarakat miskin mendapatkan bantuan sosial (Bansos). Sehingga bisa membantu meringankan beban masyarakat akibat dampak dari gejolak ekonomi saat ini.   

Jokowi tak ingin, ada masyarakat miskin yang justru lolos tak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

Baca Juga

“Kepada Menko PMK yang berkaitan dengan dampak dari gejolak ekonomi, yang berkaitan dengan kemiskinan, ini betul-betul tolong dilihat secara detil. Jangan sampai ada yang lolos dari bantuan sosial kita,” kata Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (12/10/2022).

Jokowi melanjutkan, pemerintah akan membahas dan mencari solusi jika bantuan sosial yang disalurkan masih belum mencukupi. “Kalau memang kurang, kita rapatkan lagi, kita meetingkan lagi seperti apa solusinya,” ujarnya.

Presiden menjelaskan, situasi ekonomi global dan geopolitik saat ini benar-benar semakin menyulitkan. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian dan volatilitas yang semakin tinggi.

Dampak dari ketidakpastian dan krisis global yang terjadi pun dirasakan semua negara. Bahkan, sudah ada 28 negara yang mengantre meminta bantuan keuangan kepada International Monetary Fund (IMF).

“Saat ini sudah ada 28 negara yang ngantri masuk menjadi pasiennya IMF. Artinya badai itu sudah datang,” kata dia.

Karena itu, ia meminta jajarannya agar benar-benar melakukan persiapan dan antisipasi guna menghadapi berbagai krisis global saat ini. Antisipasi harus dilakukan secara detil, baik makro dan juga mikro sehingga dapat menjaga perekonomian nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement