Ahad 09 Oct 2022 12:43 WIB

Kesimpulan Sementara TGIPF: Stadion Kanjuruhan tak Layak Gelar Laga Berisiko Tinggi

TGIPF menargetkan laporan investigasi tragedi Kanjuruhan rampung pekan ini.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Sejumlah pegiat HAM bersama mahasiswa menggelar aksi kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 131 suporter.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah pegiat HAM bersama mahasiswa menggelar aksi kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 131 suporter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan terus bekerja mengusut peristiwa yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Anggota TGIPF, Nugroho Setiawan, yang juga merupakan AFC Safety security officer mengatakan, kesimpulan sementara adalah stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match).

“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkrit. Misalnya adalah bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat," kata Nugro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (9/10/2022).

Baca Juga

"Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat,” tambahnya.

PFA safeguardian Committee Chairman ini menyampaikan, salah satu hal yang perlu diperbaiki kedepannya adalah mengubah struktur pintu. Kemudian juga mempertimbangkan aspek mengenai akses, seperti anak tangga, sebagaimana deskripsi keselamatan atau safety description.

TGIPF telah menemui sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema dan Persebaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Akibat tragedi tersebut, lebih dari 130 orang yang sebagian besar merupakan suporter Arema FC meninggal dunia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan terus bekerja untuk mengusut peristiwa yang menyebabkan ratusan suporter meninggal dunia pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Mahfud menyebut, dari hasil investigasi tersebut, tim akan membuat laporan yang direncanakan rampung pekan depan.

Saat ini, sambung dia, TGIPF sedang turun ke lapangan yang berada di tiga wilayah, yakni Jakarta, Malang, dan Surabaya. Tujuannya untuk menemui sejumlah narasumber dan mencari bukti-bukti fisik.

"Mulai Rabu dan Kamis, kami akan konsentrasi menyusun laporan. Sehingga diharapkan itu pekan depan selesai," kata Mahfud kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Ketua TGIPF ini menjelaskan, tim juga akan mendalami terkait persoalan dalam tubuh PSSI yang dinilai selama ini selalu terulang. Sehingga nantinya diharapkan tim gabungan tersebut dapat menyampaikan rekomendasi yang sifatnya jangka panjang kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement