REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat akan membangun rumah kaca atau green house untuk mengamankan ketahanan pangan. Rumah kaca juga untuk mengkaji penggunaan teknologi informasi pada fasilitas publik dalam mendukung upaya pemerintah pusat mencari solusi terhadap potensi krisis pangan dan krisis energi.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sopiah di Kota Bogor, Kamis (6/10/2022), mengatakan kajian akan dilakukan untuk penerangan jalan umum (PJU), moda transportasi trem, kendaraan listrik, dan rumah kaca sebagai adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan situasi dunia yang terus berubah.
"Kota Bogor sekarang sedang mengupayakan penghematan energi. Kita akan kerja sama untuk mengembangkan PJU (Penerangan Jalan Umum) dengan menggunakan teknologi IT. Jadi kalau tidak dipakai bisa mati sendiri, ini masih dikaji ya," katanya.
Syarifah menjelaskan Pemerintah Kota Bogor berencana beralih ke dari kendaraan berbahan dasar minyak (BBM) ke kendaraan listrik, termasuk rencana trem di pusat Kota.
Di bidang pertanian untuk menjaga ketahanan pangan selain membuat rumah kaca dan menggalakkan pertanian perkotaan atau urban farming, pemerintah kota juga mendorong pengurangan pestisida.
"Jadi ini untuk keamanan pangan, untuk konsumen lebih aman manakala produk-produk pertanian itu tidak menggunakan banyak pestisida," ujarnya.
Syarifah menjelaskan arah pembangunan berbasis teknologi Kota Bogor itu telah disampaikannya saat menghadiri West Java Investment Summit (WJIS) 2022 di Trans Convention Centre, Kota Bandung, Rabu (5/10).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara WJIS 2022 yang mengusung tema Green Investment: Food Security and Renewable, mengatakan Provinsi Jawa Barat menawarkan beragam investasi di sektor industri.
Salah satunya, sektor ketahanan pangan atau food security dan energi terbarukan sesuai dengan arahan Presiden dan total investasi di dua sektor itu mencapai Rp59 triliun.
"Untuk mengundang investasi kita harus rajin komunikasi. Tema tahun ini fokus pada food security dan energi, karena Presiden sudah mengarahkan saya untuk mencari solusi terhadap potensi krisis pangan dan krisis energi," katanya.