REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 228 sekolah satu hamparan akan dilakukan penggabungan (merger). Ratusan sekolah tersebut tersebar di 108 titik di Kabupaten Cirebon.
Peluncuran merger Sekolah Dasar (SD) satu hamparan itu dilaksanakan di SDN 3 Cipeujeuh Wetan, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Selasa (4/10/2022). Dalam peluncuran itu, ada sepuluh SD yang dilakukan merger yakni, SDN 3 dan SDN 4 Cipejeuhwetan, SDN 1 dan SDN 2 Ambulu, SDN 1 dan SDN 2 Pabedilan Wetan, SDN 1 dan SDN 2 Ciawi Asih, serta SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, ada beberapa alasan mengapa sekolah satu hamparan tersebut digabungkan. Salah satunya, ada persaingan yang kurang sehat di antara sekolah-sekolah dalam satu hamparan.
‘’Sehingga kami memilih untuk melakukan merger,’’ kata Imron.
Imron menyebutkan, alasan lain dilakukannya merger sekolah satu hamparan juga karena adanya kekurangan tenaga guru negeri. Selain itu, tidak jarang juga ada sekolah satu hamparan, yang jumlah siswanya terpaut jauh dengan sekolah lain di hamparan tersebut.
‘’Kalau di-merger, gurunya mencukupi, siswanya juga mencukupi,’’ kata Imron.
Imron memastikan, meskipun dilakukan merger, tetapi tidak ada pihak yang dirugikan. Karena menurutnya, sekolah satu hamparan yang dilakukan merger, salah satu kepala sekolahnya memasuki masa pensiun.
"Sehingga kepala sekolah maupun guru, tidak ada yang dirugikan,’’ kata Imron.
Imron juga berharap, pelaksanaan merger itu tidak membuat mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah tersebut jadi menurun. Karena menurutnya, banyak hal positif dari diberlakukannya merger, salah satunya anggaran yang akan didapat oleh sekolah bisa lebih maksimal.
"Adanya kebijakan merger itu harus tetap menjaga mutu pembelajarannya,’’ kata Imron.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto, menjelaskan, merger sekolah satu hamparan itu sudah dilaksanakan sejak 2019 lalu. Rencananya, pihaknya akan melakukan langkah serupa pada Januari 2023 mendatang.
"Bulan Januari nanti, rencananya ada 67 sekolah yang akan dimerger,’’ kata Ronianto.
Ronianto menambahkan, selain yang sudah disampaikan bupati, alasan merger juga salah satunya untuk mengurangi jenjang antarsekolah satu hamparan. Selama ini, tak jarang ada sekolah satu hamparan yang terkesan lebih elit dibandingkan dengan sekolah lainnya.
"Sehingga ada kesan, yang satu sekolah orang kaya dan satunya sekolah orang biasa,’’ kata Roni.
Roni menilai, persaingan yang kerap terjadi di sekolah satu hamparan selama ini lebih ke persaingan tidak sehat. Untuk itulah, merger dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan hal tersebut.
"Kalau persaingannya sehat sih tidak masalah,’’ tutur Roni.
Sementara itu, untuk merger sekolah selanjutnya pada Januari 2023, Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon akan melihat terlebih dahulu jumlah formasi kepala sekolah yang mengalami kekosongan.