Senin 03 Oct 2022 16:29 WIB

Mencari Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Polri mulai melakukan pemeriksaan mulai dari anggotanya, PT LIB, panpel hingga PSSI.

Kendaraan melintas di samping selebaran yang tertempel di fasilitas umum, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Selebaran tersebut berisi kecaman dan tuntutan agar tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan segera diusut tuntas.
Foto:

Komnas HAM juga telah menerjunkan sejumlah anggota untuk melakukan investigasi terkait tragedi Stadion Kanjuruhan. Hal ini dilakukan mengingat tragedi tersebut telah menyebabkan seratusan Aremania meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan dan lainnya luka-luka.

Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan dan Pemantauan, Mohammad Choirul Anam mengatakan, pihaknya sebenarnya sejak Ahad (2/10/2202) berkomunikasi dengan beberapa Aremania. Para Aremania juga banyak mengirimkan video, rekaman suara dan dokumen-dokumen lainnya terkait kasus tersebut.

"Dan kami juga berkomunikasi dengan beberapa keluarga yang memang ada anggota keluarganya yang meninggal," kata pria yang disapa Anam tersebut kepada wartawan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin.

Anam mengungkapkan, ada sejumlah agenda yang akan dilakukan Komnas HAM atas tragedi Kanjuruhan. Pertama, melakukan kunjungan kepada keluarga korban dan Rumah Sakit (RS). Kemudian berkoordinasi dengan manajemen untuk bisa bertemu para pemain Arema FC.

Melalui agenda-agenda tersebut, timnya ingin tahu lebih mendalam terkait tragedi Kanjuruhan. Dengan kata lain, termasuk masalah penggunaan gas air mata yang dilemparkan ke atas suporter. Anam berharap langkah-langkah ini dapat membantu peristiwa ini menjadi lebih jelas. 

Di samping itu, Anam mengaku pihaknya sudah berbincang dengan sejumlah Aremania guna memastikan beberapa hal. Pertama, Komnas HAM telah dimintai oleh Aremania agar peristiwa ini bisa dilihat secara objektif.

"Kita telusuri objektivitasnya seperti apa, kenapa peristiwa itu bisa terjadi. Kalau di video yang tersebar di berbagai kalangan ada tindakan kekerasan. Tidak hanya soal penggunaan gas air mata dan kekerasan tetapi kenapa itu bisa terjadi, nah itu yang akan kami dalami," jelasnya.

Adapun terkait isu penutupan pintu stadion, Komnas HAM menegaskan, akan mempelajari struktur Stadion Kanjuruhan terlebih dahulu. Pendalaman ini bisa menentukan apa yang sebenarnya terjadi di stadion tersebut.

Hal ini berarti termasuk teka-teki lokasi penembakan gas air mata dan korban yang terpapar. Selanjutnya, Komnas HAM meminta semua pihak untuk terbuka dan transparan dalam memberikan informasi.

"Termasuk kepolisian, TNI dan siapapun yang ada dalam penyelenggaraan tersebut," kata dia menambahkan.

Media Officer Arema FC, Sudarmaji menegaskan, penjualan tiket laga Arema FC vs Persebaya tidak melebihi batas kuota. "Tidak ada penonton di area center back. Itu bisa dilihat di video dan yang disiarkan langsung," ucap Sudarmaji kepada wartawan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin (3/10).

Sudarmaji berani mengatakan tersebut karena sesuai fakta di lapangan. Jika kelebihan batas kuota, dia meyakini jumlahnya pasti akan meluber ke lapangan.

Ada pun terkait pintu stadion yang diduga ditutup, Sudarmaji menyerahkan masalah tersebut kepada tim investigasi. "Itu bagian proses investigasi untuk mengungkap fakta di lapangan apa benar pintu ditutup atau dibuka," jelasnya.

 

Hal yang pasti, kata dia, pihaknya siap untuk terlibat dalam melakukan investigasi. Salah satunya ditunjukkan kepada Komnas HAM yang menyempatkan diri mengunjungi kantor Arema FC. Kunjungan tersebut merupakan salah satu rangkaian investigasi oleh tim Komnas HAM.

 

photo
Catatan kerusuhan suporter di Indonesia - (republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement