REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Petrokimia Gresik meresmikan program Sekolah Makmur dengan memberangkatkan 30 taruna ke berbagai daerah di Jawa Timur, Jumat (29/9/2022). Menteri BUMN, Erick Thohir menilai Sekolah Makmur sebagai komitmen peningkatan layanan untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani.
Erick menegaskan, fokus Kementerian BUMN saat ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Ia menegaskan, Program Makmur bisa diperluas sehingga ada regenerasi pejuang pertanian melalui penempatan Taruna Makmur.
“Saya titipkan tanggung jawab dan tugas dari program Makmur di wilayah kerja seluruh Indonesia melalui sinergi dan kolaborasi yang kompak di lapangan, dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia berkelanjutan,” tutur Erick dalam keterangan, Sabtu (30/9/2022).
Makmur berawal dari Project Agrosolution yang diinisiasi Pupuk Indonesia. Program ini diadopsi Kementerian BUMN dan digulirkan menjadi program nasional sejak Agustus 2021. Baik Makmur maupun Agrosolution, merupakan program yang menciptakan ekosistem pertanian komprehensif, mulai dari penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, jaminan asuransi, ketersediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker sehingga memberikan jaminan produktivitas dan kesejahteraan bagi petani.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, Sekolah Makmur sejatinya digagas untuk mengoptimalkan pelaksanaan Program Makmur Kementerian BUMN dan Project Agrosolution Pupuk Indonesia Grup. Melalui Sekolah Makmur, Petrokimia Gresik berupaya mencetak SDM unggul bidang pertanian yang disebut Taruna Makmur untuk ditempatkan di berbagai daerah.
“Program ini, merupakan salah satu implementasi dari strategi customer intimacy Petrokimia Gresik dalam menghadirkan solusi atas berbagai permasalahan yang selama ini dialami petani,” ujar Dwi Satriyo.
Petrokimia Gresik bekerja sama dengan sejumlah Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) memberikan kesempatan bagi mahasiswa aktif Polbangtan mengikuti program ini. Pada Batch I, sebanyak 30 peserta terpilih menjadi Taruna Makmur, yang berasal dari Polbangtan Malang, Polbangtan Yogyakarta-Magelang, dan Polbangtan Bogor.
“Taruna Makmur, nantinya akan berperan dalam pendampingan administrasi dan operasional budidaya pertanian di daerah selama enam bulan, untuk mendukung peningkatkan produktivitas serta pendapatan petani yang menjadi mitra Program Makmur maupun Project Agrosolution,” tegasnya.
Sekolah Makmur menjadi salah satu upaya mendorong regenerasi petani di Tanah Air. “Melalui program ini, kami mengajak generasi muda untuk melihat langsung betapa besar potensi sektor pertanian jika dikelola dengan optimal. Hal ini diharapkan akan menjadi magnet bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian,” ujar Dwi Satriyo.