REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ombudsman Mokhammad Najih mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi potensi bencana alam maupun nonalam, salah satunya bencana di bidang siber. Najih mengatakan, saat ini manusia di dunia telah memasuki era global yang bergantung pada teknologi dan digitalisasi.
Ketergantungan terhadap teknologi ini, kata Najih, bisa berpotensi menjadi bencana di kemudian hari.
"Bagaimana seandainya terjadi lockdown atau server-server seluruh dunia itu kemudian mati. Sementara kita umpamanya ketika itu mobil menggunakan listrik, jaringan teknologi semua menggunakan listrik, menggunakan internet," ujar Najih dalam sambutan Seminar dan Launching Laporan Hasil Kajian Bencana secara daring, Kamis (29/9/2022).
"Ini adalah satu bayangan masa depan yang harus juga kita pikirkan tentang bencana teknologi, bencana siber," kata Najih.
Dia mengatakan, semakin banyak bermunculan kejahatan siber juga menjadi pengingat perlunya menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat. Karena itu, dia mendorong disiapkan berbagai antisipasi terhadap ketergantungan teknologi.
"Saya kira sangat penting untuk kita pelajari lebih dalam bagaimana persiapan-persiapan yang penting untuk menghadapi bencana, tidak hanya bencana alam tetapi non alam yang ketika manusia sudah sangat bergantung kepada alat itu," ujarnya.
Najih mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah kehidupan manusia. Menurutnya, tidak hanya mengubah tetapi menyadarkan pentingnya penggunaan teknologi dalam kehidupan manusia.
"Covid-19 yang bentuk virusnya tidak terlihat sampai sekarang mengubah mindset berpikir kita tentang bagaimana pola relasi hubungan kita antar manusia, penggunaan teknologi yang kemudian kita ditarik ke alam bahwa teknologi ternyata membantu kita, ini yang saya kira kita perlu pikirkan rencana ke depan," ujarnya.