Rabu 28 Sep 2022 23:48 WIB

Musim Durian Menyulut Konflik Warga dengan Beruang

Seekor beruang madu mencari durian di rumah warga dua hari lalu.

 Beruang madu (ilustrasi).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Beruang madu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMATRA SELATAN -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) melaporkan konflik warga dengan beruang madu (Helarctosmalayanus) di Kota Pagaralam dan sekitarnya meningkat. Hal itu terjadi karena dipicu oleh musim panen durian.

Kepala BKSDA Wilayah II Lahat, Martialis Puspito mengatakan, konflik tersebut telah berlangsung sekitar dua pekan terakhir di bulan September. Diketahui, itu merupakan periode berlangsungnya panen durian di daerah setempat.

Baca Juga

Selama periode itu, pihaknya cukup banyak menerima pelaporan dari warga Kota Pagaralam dan sekitarnya, termasuk Kabupaten Lahat. Mereka sering mendapati jejak beruang madu berkeliaran di sekitar kebun mereka.

"Terbaru, bahkan sekitar dua hari yang lalu, ada seekor beruang masuk ke rumah warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam untuk mencari makan, karena diketahui rumah itu juga menyimpan hasil panen durian," kata Martialis di Lahat, Sumsel, Rabu (28/9/2022).

Martialis menjelaskan, peta konflik warga dengan beruang di dua daerah tersebut sangat mungkin terjadi. Sebab, sebagian besar masih terdapat kawasan hutan lindung yang menjadi habitatnya.

Namun terlepas dari situ, masa panen durian yang berlangsung saat ini menjadi salah satu indikator utama mereka hingga keluar dari kawasan hutan dan menyasar permukiman penduduk. "Ya, itu (musim panen durian) salah satu yang memantik beruang madu keluar dari sarangnya, karena pengamatan kami biasanya mereka paling berada melintas di sekitar kebun warga yang berbatasan dengan hutan," ujarnya.

Ia pun memastikan, pelaporan warga yang berkonflik dengan beruang tersebut menjadi konsentrasi serius BKSDA untuk ditanggulangi, sehingga kondisi di lapangan tetap kondusif. Upaya penanggulangan dilakukan dengan mendirikan papan sosialisasi dan menyiagakan petugas konservasi satwa ke beberapa lokasi yang kerap ditemukan jejak aktivitas beruang.

Pihaknya juga memasang satu unit perangkap besi berikut kamera pengawas di antaranya di Dusun Sukarami, Muara Siban, Kecamatan Dempo Utara. Itu merupakan lokasi rumah warga yang dimasuki beruang.

"Belum ada yang tertangkap, sehingga alat perangkap itu dipasang sampai dipastikan tidak ada lagi aktivitas beruang di sekitar lokasi. Yang pasti pendampingan kepada warga terus dilakukan oleh BKSDA," ujar Martialis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement