Selasa 27 Sep 2022 08:46 WIB

Strategi LPKR Terapkan Keberlanjutan Pengelolaan Energi dan Air

Perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi semua

Panel surya di atap gedung bertingkat. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Panel surya di atap gedung bertingkat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), perusahaan real estat dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia berdasarkan pendapatan, fokus menerapkan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG). Salah satunya dalam pengelolaan energi dan sumber daya air di sejumlah aset yang dikelola.  

CEO LPKR John Riady menyampaikan perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi semua, terutama bagi bisnis properti dengan aset fisik dan operasional di Indonesia yang rawan risiko dari perubahan iklim. "Oleh karena itu, kami menyadari pentingnya peran kami dalam mempercepat transisi global menuju lingkungan yang rendah karbon, seperti pengelolaan energi," jelasnya.  

LPKR mengurangi penggunaan energi melalui berbagai inisiatif, seperti pemeliharaan dan peningkatan rutin sistem bangunan lama, optimalisasi sistem pendingin ruangan, dan menggunakan lampu LED yang lebih hemat energi dan tahan lama. Di Lippo Village, sistem pemantauan cuaca dan tingkat ketinggian air telah menggunakan tenaga surya.

“LPKR sedang menjajaki penggunaan tenaga surya berskala besar, agar kami dapat mengurangi sebagian konsumsi listrik dan mendukung adopsi energi bersih di Indonesia," tegas John.

Inisiatif pengelolaan energi juga tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK), akan tetapi berhasil menghasilkan penghematan pengeluaran biaya energi secara signifikan dan mengurangi biaya operasional. Sebagai contoh, Aryaduta memiliki Komite Penghematan Energi khusus di setiap hotel. Hal ini membantu Aryaduta dalam mencapai targetnya yaitu jumlah biaya penggunaan energi yang kurang dari 10 persen total pendapatannya.  

John Riady menambahkan selama bertahun-tahun, LPKR telah melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan mendaur ulang air hujan dan air limbah. Cara ini untuk menambah sumber air dan mengurangi pengambilan air.

LPKR telah membangun beberapa kolam retensi untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali. Selain itu, LPKR juga mengolah air limbah untuk digunakan kembali pada kegiatan operasional, seperti irigasi, pembersihan saluran air, menara pendingin, dan toilet flushing.

"Di Lippo Village, semua kebutuhan operasional seperti irigasi dan pembersihan saluran air telah menggunakan air limbah yang diolah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement