Senin 26 Sep 2022 20:53 WIB

Sisa Lima Hari, Pemkot Bandung Kebut Target 95 Persen Vaksin BIAN

Tempat ibadah diharapkan juga membantu mempublikasikan program vaksinasi BIAN.

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin measles rubella (MR) untuk disuntikkan kepada anak saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional di halaman Masjid At Taqwa, Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (2/8/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak rubela serta 4,09 juta balita mendapatkan imunisasi polio tetes, polio injeksi dan pentabio selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 yang digelar pada bulan Agustus ini. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin measles rubella (MR) untuk disuntikkan kepada anak saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional di halaman Masjid At Taqwa, Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (2/8/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak rubela serta 4,09 juta balita mendapatkan imunisasi polio tetes, polio injeksi dan pentabio selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 yang digelar pada bulan Agustus ini. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Di sisa lima hari bulan September ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengebut percepatan vaksin pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), yang ditargetkan capai 95 persen di akhir September. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengimbau agar seluruh posyandu memaksimalkan sisa hari pada September ini, termasuk puskesmas juga aktif berkoordinasi dengan pihak kewilayahan. 

"Kita harus mendongkrak cakupan layanan dalam BIAN ini. Semua target sasaran dari balita dalam antisipasi difteri, campak, dan rubela agar jangan sampai terjadi penambahan. Ini upaya preventif kita bersama," ujar Ema dalam rapat evaluasi BIAN di Balai Kota Bandung, Senin (26/9/2022). 

Baca Juga

Selain memaksimalkan fungsi seluruh puskesmas, yang berjumlah sekitar 80 puskesmas di 30 kecamatan. Ema juga meminta agar tempat ibadah dapat bersinergi untuk membantu mempublikasikan program vaksinasi BIAN. Ia juga menekankan untuk terus memperbaharui data BIAN di Kota Bandung sebagai acuan dalam mengoptimalkan vaksinasi. 

"Masjid-masjid juga jadi mitra kita untuk memberikan pengumuman terkait layanan BIAN. Semua lini yang paling dekat dengan masyarakat harus gerakan seluruh potensi yang ada di wilayah kerja masing-masing. Lakukan door to door untuk sosialisasi," imbau Ema. "Data-data terupdate juga diperhatikan. Kejar wilayah yang paling rendah angka BIAN," sambungnya. 

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, sampai saat ini tersisa kurang dari 40 persen lagi menuju target BIAN. Ia menambahkan, dari 30 kecamatan di Kota Bandung, terdapat 18 kecamatan yang persentasenya sudah di atas rata-rata, salah satunya Cibiru yang sudah menyentuh 81,2 persen.

"Pada BIAN ini yang jadi indikator itu vaksin campak rubela. Sebab sasarannya semua balita usia 5-59 bulan tanpa melihat status imunisasi," ucap Anhar.

"Cakupan yang harus dicapai untuk rubela itu 95 persen. Jatihandap sudah melebihi. Sedangkan Cibiru dan cijerah sudah mendekati di angka 90 persen," imbuhnya.

Ia menambahkan, beberapa langkah yang akan diambil Dinkes antara lain, berkoordinasi dengan rumah sakit, klinik, dokter praktik mandiri spesialis anak, praktik mandiri bidan. Sosialisasi BIAN di tempat umum, seperti mal, tempat ibadah, playground, dan lokasi publik lainnya juga akan terus dimasifkan, tegasnya. "Kita juga akan melakukan sweeping dan koordinasi di Pos Potensial seperti PAUD, tempat penitipan anak, taman kota, panti asuhan, dan lainnya," katanya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement