REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) untuk mengantisipasi potensi terjadinya inflasi pascakenaikan bahan bakar minyak (BBM) tengah digencarkan sejak awal September lalu. Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Sony Bakhtiyar mengatakan, per Senin 19 September 2022, realisasi penyaluran BLT BBM telah mencapai 89 persen dari total alokasi sasaran sebanyak 98.857 keluarga penerima manfaat (KPM). “Sisa 11 persen lagi, atau sekitar 10.885 KPM,” kata Sony kepada Republika, Senin (19/9/2022).
Kepala Paguyuban Camat se-Kota Bandung Syukur Sabar mengatakan, saat ini penyaluran BLT BBM sudah berada di tahap finalisasi sebelum dilanjutkan dengan penyaluran berbasis home visit (door to door). Camar Astanaanyar ini mengatakan, di wilayahnya sendiri tersisa sekitar 15 persen (379 KPM) lagi yang ditargetkan menerima bantuan. “Kalau di Astanaanyar tinggal 15 persen. Mungkin hari ini selesai. Itu dari total sasaran 2.700 KPM,” kata Syukur saat ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu (21/9/2022).
Syukur menerangkan, setelah sisa alokasi sasaran BLT BBM terpenuhi, PT POS Indonesia sebagai penyalur BLT BBM akan melakukan rekapitulasi dan evaluasi data, dan jika ditemukan KPM yang belum mengambil bantuan, maka petugas akan datang dan menyalurkan bantuan secara door-to-door. Cara ini dilakukan untuk memastikan seluruh bantuan sepenuhnya tersalurkan kepada mereka yang berhak mendapatkannya.
“Nanti setelah selesai penyaluran tahap susulan, nanti Pos akan keliling ke rumah rumah untuk mengantarkan BLT, kita dari kelurahan dan kecamatan paling menemani saja,” kata Syukur.
“(Home visit) Itu biasanya untuk KPM yang tidak datang langsung ke pos, kita pastikan kendala mereka apa, apakah sakit, kekurangan persyaratan, disabilitas atau lansia,” katanya.
Berdasarkan data PT Pos Indonesia per 19 September 2022, wilayah dengan jumlah alokasi BLT BBM terbanyak adalah Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler dengan 2.277 KPM, disusul Kelurahan Babakan Tarogong di kecamatan yang sama dengan jumlah alokasi 2.199 KPM. Sejauh ini, jumlah realisasi kedua wilayah tersebut telah mencapai 90 persen. “Jamika sudah terealisasi 2.054 KPM, tinggal 223 KPM lagi, kalau Babakan Tarogong sudah terealisasi 1.979 KPM, sisanya 220 KPM,” kata Sony.
Adapun wilayah dengan capaian realiasi tertinggi berada di Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo dengan realisasi 90 persen, atau 333 KPM dari jumlah sasaran 338 KPM, atau sisa 5 KPM. Disusul Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, dengan 99 persen realisasi atau 829 KPM dari total alokasi 840 KPM, sisa 11 KPM.
Sedangkan, wilayah dengan realisasi terendah berada di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung dengan capaian 72 persen, sebanyak 606 KPM dari jumlah alokasi 841 KPM, dengan jumlah KPM yang tersisa sebanyak 235. Wilayah dengan realisasi terendah kedua adalah Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani dengan capaian 74 persen, 190 KPM dari total sasaran 258 KPM. “Kalau dilihat secara lebih general, dari kecamatan, wilayah dengan realiasasi terbanyak ada di Kecamatan Andir, 97 persen atau sebanyak 4.626 KPM dari 4.745 KPM,” kata Sony.
“Kalau realisasi paling rendah ada di Kecamatan Astana Anyar, Cibeunying Kaler, dan Cibiru, semuanya masih 85 persen,” sambungnya.
Dia menegaskan, selain disalurkan melaui PT Pos Indonesia, bantuan tunai ini juga didistribusikan dengan cara home visit khususnya bagi penerima berusia lanjut, sakit, atau penyandang disabilitas. Metode tambahan ini, kata dia, membutuhkan waktu lebih lama sehingga capaian tidak begitu masif. Meski begitu, dia meyakinkan bahwa penyaluran bantuan untuk mengantisipasi resiko inflasi akibat kenaikan BBM ini akan terus disalurkan hingga akhir tahun 2022 mendatang.
Untuk memastikan ketepatan penyaluran, Pemerintah Kota Bandung akan menerjunkan tim monitoring dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk membantu mangawasi proses penyaluran bantuan. “Dinsos akan menurunkan tim monitoring dan TKSK untuk membantu mengawasi. Kita pastikan dan awasi mekanisme penyalurannya,\" ujarnya.
Dia menjelaskan, besaran bantuan tunai akan didistribusikan secara bertahap, mulai September hingga Desember mendatang. Pada dua bulan pertama uang tunai yang diberikan sebesar Rp 150 ribu per bulannya, dan Rp 300 ribu di dua bulan setelahnya. Sony menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Bandung terus melakukan validasi dan pendataan, mengingat hingga saat ini data penerima BLT BBM masih fluktuatif.
Ikuti Whatsapp Channel Republika