Rabu 21 Sep 2022 00:52 WIB

Gerdal OPT Selamatkan Ratusan Hektare Sawah dari Serangan Hama Wereng

Kini serangan hama WBC kondisinya sudah dapat dikendalikan

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) bersama petani menyemprotkan obat hama pada tanaman padi di lahan pertanian Dibal, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021). Kegiatan pengendalian hama wereng batang coklat pada tanaman padi tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi padi.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) bersama petani menyemprotkan obat hama pada tanaman padi di lahan pertanian Dibal, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021). Kegiatan pengendalian hama wereng batang coklat pada tanaman padi tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi padi.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—-Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang memastikan serangan hama wereng batang coklet (WBC) di sejumlah kecamatan di daerahnya telah dapat dikendalikan.

Dispertanikap bersama- sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) telah melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (gerdal OPT) secara masif di wilayah kecamatan terdampak, sejak hama WBC diketahui menyerang pada bulan Juli 2022.

Baca Juga

Hingga saat ini, serangan hama WBC kondisinya sudah dapat dikendalikan. “Bahkan sejak bulan Agustus lalu, sejumlah wilayah yang sebelumnya terserang, sudah aman dari hama WBC,” ungkap Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Wigati Sunu di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (20/9).

Ia menjelaskan, dalam mengendalikan hama WBC, Dispertanikap Kabupaten Semarang telah melaksanakan gerdal OPT pada wilayah serangan dan wilayah terancam secara serentak dengan bantuan pestisida dari Kabupaten Semarang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Dalam gerakan pengendalian ini, Dispertanikap menyiapkan drum berisi air yang telah dicampur dengan pestisida dan para petani tinggal mengambil dan menyemprotkan pada tanaman padi di sawah masing- masing.

Selain dengan menggunakan penyemprotan pestisida, lanjut Sunu, upaya pengendalian serangan WBC juga dilakukan melalui gerdal OPT dengan agen hayati (Beauveria bassiana) pada daerah yang aman namun berpotensi terhadap serangan WBC.

Langkah- langkah pengendalian juga dilakukan dengan memperbanyak penyuluhan/ sosialisasi kepada gapoktan yang akan memulai menanam agar menggunakan varietas Inpari 32 yang lebih tahan hama WBC.

“Kami sosialisasikan kepada para kelompok tani maupun gapoktan tidak menanam verietas rentan, seperti GH, Pandan Wangi atau mentik yang gampang terserang hama WBC,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sunu juga menyampaikan, meski hama WBC telah dapat dikendalikan sejumlah lahan pertanian padi yang ada di 11 kecamatan telah terdampak dengan jumlah luasan yang bervariasi.

Masing- masing berada di wilayah Kecamatan Pringapus, Bawen, Bringin, Bancak, Pabelan, Banyubiru, Ambarawa, Tuntang, Kaliwungu, Ungaran Barat serta di wilayah Kecamatan Ungaran Timur.

Berdasarkan data yang dihimpun Dispertanikap Kabupaten Semarang, dari total luas 7.231 hektare lahan pertanian di 11 kecamatan ini, tercatat luas pengendalian hama WBC mencapai 284 hektare.

“Sedangkan total luas lahan pertanian padi dalam keadaan serangan mencapai 48 hektare dan luas areal waspada mencapai 649 hektare,” tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement