REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akhir dari pandemi Covid-19 kemungkinan semakin dekat. Sejumlah warga setuju dan menilai kondisi saat ini memang sudah berangsur normal.
Rachel (27 tahun), salah satu warga Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan, pandemi Covid-19 pada tahun ini memang tidak lagi terasa kental dibandingkan dua tahun sebelumnya. Meski masih berstatus pandemi, dia menilai kondisinya sudah membaik ditandai dengan mobilitas masyarakat yang kembali tinggi.
"Layak karena orang sudah simpang siur kemana-mana, kemacetan juga dimana-mana, orang pada nongkrong juga ramai, dan ya enggak apa-apa," kata Rachel di Tangsel, Senin (19/9/2022).
Perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta tersebut menyontohkan kepadatan lalu lintas kerap terjadi dari Tangsel ke Jakarta. Hal itu, kata dia menandakan masyarakat sudah beraktivitas normal.
"Saya ke kantor (di Jakarta) sekarang hampir dua jam. Waktu pandemi paling 45 menit, sudah termasuk ada macetnya sedikit. Jadi sudah terasa normal lagi," tuturnya.
Rachel bercerita, dia dan keluarganya sempat terpapar Covid-19 pada awal kemunculannya di 2020 serta berlanjut terkena varian jenis Omicron. Dengan pengalaman itu, saat ini dia mengaku sudah tidak lagi merasa setakut dahulu, namun tetap harus waspada. Pasalnya, penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan hand sanitizer, masker, dan thermo gun sudah longgar diterapkan.
"Tapi tetap harus waspada. Kalau bisa masker tetap dipakai secara rutin. Cuci tangan juga kalau bisa. Pintar-pintar juga sih buat enggak sengaja berada di kerumunan yang berpotensi terjadi penyebaran virus," ungkapnya.
Anti (30), warga Tangsel lainnya menyampaikan hal senada. Dia berujar saat ini kondisi pandemi sudah tidak lagi kentara. Hal yang membikinnya semakin yakin atas argumennya yakni karena vaksinasi Covid-19 juga telah gencar dilakukan hingga saat ini.
"Karena vaksinasi kan juga tinggi ya (realisasinya). Jadi merasa lebih safety juga setelah divaksin," kata dia.
Selain itu, menurutnya, meski masih ada beberapa kasus Covid-19 yang dilaporkan, namun mayoritas masyarakat melakukan isolasi mandiri. Hal itu, sambungnya, menandakan masyarakat bisa mengatasi Covid-19 secara mandiri hingga sembuh.
Sebelumnya, WHO mengatakan akhir dari pandemi Covid-19 sudah terlihat. Namun masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap penyebarannya.
"Karena itu, masyarakat harus meningkatkan upaya untuk mencegah penyebarannya lebih lanjut. Kita belum sampai di sana (akhir pandemi). Tetapi ujungnya sudah terlihat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, baru-baru ini.
Tedros menuturkan pada jumpa pers bahwa angka kematian akibat Covid-19 pekan lalu turun ke tingkat yang tercatat pada Maret 2020. Menurut badan kesehatan PBB itu, jumlah kematian akibat Covid-19 pada 5-11 September mencapai 10.935 jiwa di seluruh dunia, atau turun 22 persen dari angka selama sepekan sebelumnya. Selain itu, jumlah kasus baru untuk pekan ini turun tajam sebanyak 28 persen menjadi 3,13 juta kasus. "Kita bisa melihat garis finisnya. Kita sekarang dalam posisi unggul," ujar Tedros.
Untuk itu, dia mendesak masyarakat dunia meningkatkan kewaspadaan untuk menahan penyebaran virus. Tedros membandingkan situasi menuju akhir pandemi saat ini sama dengan situasi pelari maraton yang berlari lebih kencang ketika garis finis mulai terlihat.
"Jika dunia tidak mengambil kesempatan untuk mengakhiri pandemi sekarang, masih ada risiko lebih banyak varian virus akan berkembang, yang mengarah pada peningkatan angka kematian serta gangguan dan ketidakpastian yang berkelanjutan," kata Tedros.
Dia meminta agar aturan pelaksanaan tes Covid dan analisis gen saat ini tetap dipertahankan dan upaya vaksinasi anti-Covid dipercepat di daerah-daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah.