Senin 19 Sep 2022 19:26 WIB

Jamin Kualitas Makanan, Pengusaha Wisata Sambut Baik Pelatihan Peningkatan Mutu

Jabar harus terus mempertahankan gelar sebagai daerah terdepan bidang kuliner

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri Festival Kuliner Kreativitas dan Budaya Jawa Barat di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022). Festival yang menampilkan berbagai kreativitas, kesenian dan kuliner dari berbagai daerah di Jawa Barat tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-77 Provinsi Jawa Barat. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri Festival Kuliner Kreativitas dan Budaya Jawa Barat di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022). Festival yang menampilkan berbagai kreativitas, kesenian dan kuliner dari berbagai daerah di Jawa Barat tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-77 Provinsi Jawa Barat. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pelaku usaha makanan dan minuman di Provinsi Jawa Barat terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya. Salah satunya, dengan memproses sertifikasi, yang bisa menjamin keamanan makanannya.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar, para pelaku kuliner atau usaha makanan dan minuman di Jawa Barat harus terus mempertahankan dan meningkatkan gelar sebagai daerah terdepan di bidang kuliner di Indonesia.

Baca Juga

"Bandung menjadi yang terdepan secara nasional. Segera teruskan berbagai program di bidang kuliner supaya Jabar menjadi ibukota, jadi kota terdepan di bidang kuliner," ujar Herman dalam kegiatan Pre-Event Road to Training Food Safety - International Certification & Empowering End-To-End Digital Solution di Grand Hotel Preanger Bandung, Senin (19/9/2022).

Herman pun mendorong ICA (Indonesian Chef Association) dan GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Jawa Barat untuk terus meningkatkan kemampuan dan sertifikasi di bidang makanan dan minuman. Karena, saat ini dunia pariwisata yang di dalamnya ada hotel dan restoran, tidak bisa lepas dari kuliner.

Herman mengatakan, pihaknya menyambut baik Training Food Safety & Empowering End-To-End Digital Solution untuk para trainers dari ICA dan GIPI yang digelar World Tourism Network (WTN). Karena, bisa meningkatkan kualitas industri makanan-minuman di Jawa Barat.

"Harusnya ada manfaatnya bagi ICA, bagi kita semua. Selama ini kita rajin melakukan sertifikasi bersama laik sehat dengan dinas kesehatan. Dan kini dibantu MAHIS, semoga bisa membantu kawan kita di bidang makanan dan minuman," paparnya.

Herman menilai Jawa Barat adalah provinsi terbesar di Indonesia dengan UKM yang juga terbaik di Indonesia. Sektor makanan-minuman merupakan sektor yang sangat menonjol seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata di Jawa Barat.

Sementara menurut Direktur Mahis Indonesia, Mudi Astuti, melalui Training Food Safety & Empowering End-To-End Digital Solution para peserta yang merupakan trainers ini diharapkan akan meneruskan dan menyebarkannya ke seluruh Indonesia. Yakni, melalui training-training selanjutnya yang akan dimulai dari event West Java International SME’s Festival & Expo Juni 2023.

Dalam kegiatan ini, kata dia, MAHIS selaku pengembang Internasional Standardisasi dan Sertifikasi serta penyedia sarana Training Centre dan End To-End Digital Solution platform bekerja sama dengan ICA dan GIPI Jawa Barat untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme para praktisi industri makanan-minuman Jawa Barat.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara MAHIS, ICA, dan GIPI serta melaksanakan Training Food Safety dengan penyerahan International Certification pertama bagi  para pengurus ICA Jawa Barat.

Menurutnya, training dan Sertifikasi kali ini selain diperuntukkan bagi pengurus ICA juga bagi pengurus GIPI sektor makanan-minuman agar dapat terpilih trainer terbaik.

Mudi menjelskan, misi yang dibawanya berawal dari standarisasi internasional selama ini kurang bisa diserap menengah ke bawah karena persyaratan tinggi. Padahal, di era globalisasi saat ini semua di tuntut memiliki standar usaha. 

"Makanya kami mengerucut pada industri makanan dan minuman untuk sertifikasi internasional ini. Kami memulainya di Bali. Sekarang ke Jabar karena pasarnya besar, Jabar populasinya besar dan UKM besar terutama di sektor makanan dan minuman ini," katanya.

Ketua ICA Jawa Barat, Deden Setiawan, berterima kasih dilibatkan dalam sertifikasi food safety ini. Sebelumnya ICA mempunyai sertifikat food handler, sebagai pelaku penanganan makanan. 

"Semoga training yang diterima akan membuka wawasan kita. Menu harus selalu dijaga kebersihannya dan keamanannya. Dengan food safety, ini akan sangat bermanfaat karema di dunia masakan, masalah kebersihan adalah yang utama," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement