Jumat 16 Sep 2022 13:17 WIB

Wapres Akui Serangan Siber Bisa Lemahkan Pertahanan Nasional

SDM yang ahli di bidang digital menjadi kebutuhan mendesak saat ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui serangan siber menjadi ancaman nyata bagi pemerintah negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Kiai Ma'ruf mengatakan, kekuatan intervensi siber saat ini sangat berpengaruh terhadap pertahanan dan ketahanan nasional.

Dia menyontohkan, serangan siber besar-besaran pada 2017 yang menginfeksi sistem komputer di 150 negara termasuk di Indonesia. Di Inggris kata dia, serangan siber tersebut telah melumpuhkan pelayanan kesehatan nasional di negara tersebut.

Baca Juga

"Serangan tersebut menjadi alarm bagi pemerintah negara-negara di dunia maupun perusahaan teknologi tentang ancaman yang nyata dari serangan atas keamanan siber," kata Ma'ruf saat membuka Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

"Meskipun dapat diatasi dan tampaknya tidak permanen, namun terbukti telah melemahkan pertahanan dan ketahanan nasional," tambahnya.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini juga menyinggung serangan siber yang marak beberapa waktu terakhir di Indonesia. Tak hanya menyerang, serangan siber juga membobol data-data masyarakat.

Karena serangan itu, Pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani masalah serangan siber dan kebocoran data tersebut. "Kita sekarang juga sedang ribut (kebocoran data), ya sehingga pemerintah juga membentuk tim khusus untuk menangani soal kebocoran ini, ini cyber. Kejadian tersebut juga membuka mata kita bahwa perekonomian dan kehidupan kita sudah sangat bergantung pada teknologi informasi," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan sumber daya manusia yang ahli di bidang digital menjadi kebutuhan mendesak saat ini di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. "Teknologi digital serta Mujahid digital yang kapabel menjadi kebutuhan mendesak," ujarnya.

Untuk itu, Wapres Ma'ruf pun mengapresiasi Kongres Mujahid Digital yang digagas MUI dan ormas Islam lainnya. Ma'ruf pun berharap MUI dan ormas Islam di Indonesia semakin banyak memiliki ahli di bidang teknologi digital untuk membantu Pemerintah menjawab berbagai tantangan siber di masa depan.

Apalagi, Ma'ruf mengatakan, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sangat masif. Berdasarkan data yang dirilis asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia hingga Tahun 2022, penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 77 persen atau menembus 210 juta pengguna dan mayoritas mengakses internet melalui ponsel atau membuka media sosial.

"Oleh karena itu, saya mengapresiasi forum ini, saya berharap semakin banyak ormas Islam di Indonesia yang memiliki ahli di bidang teknologi digital untuk membantu pemerintah menjawab berbagai tantangan di masa depan," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement