Kamis 15 Sep 2022 18:03 WIB

Ancaman Penurunan Imunitas Akibat Capaian Booster yang Terus Minim

Dua vaksin Covid-19 dalam negeri ditargetkan segera digunakan untuk booster.

Petugas medis menyuntikan vaksinasi COVID-19 kepada warga di salah satu Pusat Perbelanjaan, Jakarta, Ahad (4/9/2022). Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan rencana program pemberian vaksinasi COVID-19 booster jika nantinya akan menjadi vaksinasi rutin tidak menutup kemungkinan akan berbayar di tahun 2023.
Foto:

Dalam kesempatan itu, Erlina juga mengingatkan bahwa meski angka kasus Covid-19 cenderung terkendali, kondisi pandemi saat ini masih dinamis. Menurutnya, masih ada kemungkinan muncul varian baru jika cakupan vaksinasi booster rendah dan tidak disiplin protokol kesehatan.

"Kita harus menyadari bahwa Covid-19 ini virus RNA, virus ini lazim bermutasi, jadi kemungkinan terjadi varian baru itu ada, bisa bermacam-macam," katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, transmisi penularan virus harus terkendali, bahkan harus diputuskan rantai penularan, dengan begitu maka tidak ada mutasi.

Tingginya laju vaksinasi akan berkontribusi pada cepatnya pandemi berakhir. Ketua Lab Intervensi Sosial dan Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dianti Endang Kusumawardani menjelaskan masyarakat dapat mengalami pandemic fatigue atau kelelahan akan pandemi.

Dianti mengatakan kelelahan tersebut terjadi sebagai respons tubuh atas hal yang mengancam yakni Covid-19. Oleh karenanya, tubuh mengalami stres akibat merasa terancam, sehingga tubuh mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.

Hal inilah yang disebut dalam teori general adaptation syndrome, atau fade adapatasi dalam menghadapi pandemi. Dalam proses adaptasi tersebut, tubuh akan memunculkan alarm kesadaran untuk menerima informasi tentang Covid-19, yang akhirnya menjadi sebuah kewaspadaan. "Nah di sini tubuh mulai mengeluarkan hormon-hormon tadi dan kemudian setelah itu masuk ke fase berikutnya yaitu fase yang resistensi yang di mana tubuh ini melakukan pemulihan oleh memperbaiki untuk mengatasi di sini," ujarnya.

Dianti mengatakan jika hal tersebut terjadi secara berkelanjutan, maka akan menuju apa yang disebut dengan pandemic stage. Dalam fase ini, masyarakat akan mengalami pandemic fatigue, yang mengharuskan tubuh untuk beristirahat meski masih sadar dengan ancaman Covid-19, sehingga protokol kesehatan mulai kendor.

Namun Dianti mengatakan, manusia sebagai makhluk sosial yang sering berinteraksi, juga harus memikirkan satu sama lain dari dampak melonggarkan protokol kesehatan. Oleh karena itu dalam pencegahan Covid-19, Dianti mengatakan manusia juga menampilkan perilaku, yang juga sebagaimana mengharapkan orang lain berperilaku sama.

"Walaupun kita ingin melepaskan kejenuhan kelelahan setelah masa tenggang, tapi harus diingat bahwa ada orang lain di sekeliling kita orang lain yang punya kebutuhan-kebutuhan dan juga kepentingan-kepentingan sama," ujar Dianti.

photo
Ketentuan vaksinasi booster yang terbaru - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement