REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan akan menyediakan pasokan air di lahan pertanian yang ada di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut untuk mendukung pengembangan sorgum sebagai sumber pangan alternatif pengganti nasi, mengingat adanya ancaman serius krisis pangan global.
"Di Sumba Timur akan ada tiga lokasi yang akan kita tangani. Pertama, di Laipori untuk lahan seluas 135 hektare, kedua di Desa Patawang 500 hektare, kemudian ketiga 500 hektare lagi di Kawangu,” kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (11/9/2022).
Untuk itu, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan memberikan dukungan penyediaan air. Khususnya melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dan penambahan titik sumber air lewat sumur bor.
"Di Laipori, kita akan coba buatkan empat titik sumur bor, termasuk jaringan pipanya dengan teknik distribusi air menggunakan lateral sprinkler agar tidak banyak air yang menguap. Kemudian di Kawangu juga kita akan coba dua titik sumur bor. Nanti dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh PT Brantas Abipraya agar lebih cepat," jelas Basuki.
Sementara khusus di Desa Patawang, Basuki menginstruksikan agar dibuat sumur gali lewat skema Padat Karya Tunai (PKT). Pembuatan sumur melibatkan masyarakat, khususnya yang tergabung dalam himpunan Petani Pemakai Air (P3A).
Lewat skema padat karya, Basuki memastikan masyarakat yang terlibat bisa belajar membuat sumur gali sekaligus mendapatkan upah harian yang bisa membantu menjaga daya beli masyarakat. Dengan begitu dapat menggerakkan perekonomian desa dan masyarakat di Sumba Timur sangat membutuhkan air.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan semua pekerjaan sumur bor tersebut akan mulai dilaksanakan pada akhir 2022. “Untuk target penyelesaian diharapkan selesai pada akhir 2022," ucap Jarot.