REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemkot Sukabumi Achmad Fahmi mengapresiasi Najma, mahasiswi Universitas Padjajaran (UNPAD) jurusan Statistik asal Kota Sukabumi (alumni SMAN 3 Kota Sukabumi) yang berhasil menorehkan prestasi terbaik. Najma merupakan Lulusan Terbaik Program Google Bangkit Kampus Merdeka 2022.
'' Najma tampil dengan membawakan Aplikasi TeDi (Teman Disabilitas) yang merupakan aplikasi all-in-one pertama di Indonesia yang dapat membantu semua kalangan disabilitas,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Jumat (9/9/2022). Di mana, Najma dan teman satu timnya berhasil menyisihkan sekitar 3.500 an mahasiswa dari seluruh Indonesia lainnya.
Selain Najma sebagai Ketua Tim TeDi, pengembangan aplikasi ini bersama lulusan terbaik lainnya. Mereka adalah Julio Fahcrel (Unpad), Pratama Azmi Atmajaya (Universitas Telkom), Sang Bintang Putera Alam (Politeknik Negeri Jember), Gilang Martadinata (Universitas Presiden) dan Hazlan Muhammad Qodri (UPN Veteran Yogyakarta).
Atas prestasi tersebut, Najma sebagai Team Leader dan teman-teman satu timnya mendapatkan hadiah sebesar Rp 140 juta dari Google dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi untuk mengembangkan aplikasinya lebih lanjut.
'' Najma dan Kota Sukabumi memang Juara,'' kata Fahmi dalam unggahan di akun media sosial pribadi Instagramnya. Seperti diketahui Najma merupakan putri dari Achmad Fahmi (Wali Kota Sukabumi) dan Fitri Hayati Fahmi.
Aplikasi TeDi merupakan aplikasi mobile pertama di Indonesia yang memiliki fitur lengkap untuk membantu tiga penyandang disabilitas, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Proyek TeDi merupakan final capstone project yang diadakan Google Bangkit 2022 dan berhasil mengungguli 15 proyek terbaik setelah bersaing dengan 437 proyek yang masuk.
'' Kami melihat berbagai permasalahan di Indonesia yang terjadi karena keterbatasan komunikasi dengan kelompok difabel serta masih adanya diskriminasi terhadap difabel,'' ungkap Najma. Kendati secara global, pemerintah dan organisasi internasional telah mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas, Indonesia nyatanya masih jauh dari kesan inklusif.
Salah satunya adalah belum adanya aplikasi yang memiliki fitur lengkap untuk mendukung beberapa jenis penyandang disabilitas.“ Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja,'' kata Najma.
Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40 persen penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas. Sehingga munculah ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas.
Fitur lengkap yang dimiliki TeDi saat ini tentunya akan terus dikembangkan. Ke depan, tim akan menambah fitur kosakata gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak.