Rabu 07 Sep 2022 12:06 WIB

Pemprov DKI Ingin Pengelolaan TPST Bantargebang Jadi Contoh di G20

TPST ini dikelola dengan sistem ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.

Sejumlah alat berat eskavator beroperasi di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah alat berat eskavator beroperasi di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI ingin Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi salah satu contoh yang diangkat pada pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali, November 2022. TPST ini dikelola dengan sistem ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi show off-nya Jakarta di G20," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga

Asep menambahkan isu utama yang diangkat dalam agenda G20 salah satunya tentang pengurangan emisi dan perubahan iklim. Sehingga dengan pembangunanfasilitas itu merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia khususnya Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah lingkungan.

TPST Bantargebang merupakan aset milik DKI Jakarta yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat sejak 1985. Saat ini setiap hari ada lebih dari 7.500 ton sampah dari Jakarta dibawa ke lokasi tersebut.

Di TPST Bantargebang berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih, sebuah pembangkit listrik karya anak bangsa kolaborasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pemprov DKI Jakarta. PLTSa itu mengusung teknologi proses termal yang dapat memusnahkan sampah secara cepat, signifikan dan ramah lingkungan serta menghasilkan manfaat yaitu listrik. Adapun kapasitas energi listrik yang dapat dihasilkan mencapai hingga sekitar 700 kilowatt.

Di kawasan itu juga sedang dibangun Refuse Derived Fuel (RDF) Plant. Yakni pabrik bahan bakar turunan dari sampah lama yang ditambang dari gunungan sampah dengan kapasitas 2.200 ton sampah per hari.

Produk yang dihasilkan dari RDF itu, kata dia, setara batubara muda dan dapat menjadi bahan bakar alternatif. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tito Karnavian dan Menteri Pembangunan dan Kerja Sama Denmark, Flemming Moller Mortensen berkunjung ke TPST Bantargebang pada Selasa (6/9).

Denmark, kata Asep, merupakan salah satu negara yang memiliki pengolahan sampah terbaik di dunia. Semua fasilitas di negara itu, lanjut dia, sudah dilengkapi RDF, insinerator, dibarengi pemilahan sampah yang baik sehingga mendatang diharapkan negara itu tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kami berharap ke depannya ada kerja sama pemerintah antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Denmark, dan kami berharap nanti Denmark bisa bantu Jakarta dalam pengolahan sampah," imbuh Asep.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement