Senin 05 Sep 2022 16:25 WIB

Cegah Stunting dan Masalah Kesehatan Ibu Hamil, Pertamina Jalankan Program YOK PEKA

Program ini dimulai pada tahun 2020 sebagai upaya tanggap Covid-19

Pertamina melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali memberdayakan kelompok masyarakat dengan membentuk Tim Siaga yang terdiri dari bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjalankan sejumlah kegiatan dalam program ‘YOK PEKA’ yang memiliki kepanjangan Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga.
Foto: Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Te
Pertamina melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali memberdayakan kelompok masyarakat dengan membentuk Tim Siaga yang terdiri dari bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjalankan sejumlah kegiatan dalam program ‘YOK PEKA’ yang memiliki kepanjangan Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kasus kesehatan pada ibu hamil dan balita di Kabupaten Boyolali, utamanya kasus stunting serta kasus ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), Pertamina melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali memberdayakan kelompok masyarakat dengan membentuk Tim Siaga yang terdiri dari bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjalankan sejumlah kegiatan dalam program ‘YOK PEKA’ yang memiliki kepanjangan Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga.

Dalam keterangan pers di Semarang, Senin (5/9/2022), Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan program tersebut merupakan bagian dari program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Boyolali.

Baca Juga

“Program ini dimulai pada tahun 2020 sebagai upaya tanggap Covid-19, di mana pada saat itu aktivitas posyandu sempat terhenti karena  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga ibu hamil dan balita tidak bisa melakukan pengecekan kesehatan di posyandu,” tutur Brasto, dalam siaran persnya.

Kemudian, lanjutnya, Pertamina bersama kader posyandu mengembangkan sistem informasi berbasis aplikasi dan website bernama Si-Kembang (Sistem Informasi Tumbuh Kembang) untuk memonitor kesehatan dan perkembangan ibu hamil juga balita tanpa harus datang ke posyandu.

“Si-Kembang pertama kali diimplementasikan di Desa Teras lalu kemudian direplikasi di dua desa lainnya, yaitu Desa Sampetan dan Desa Seboto, yang memang memiliki permasalahan kasus stunting dan ibu hamil KEK cukup tinggi di Boyolali,” terangnya.

photo
Pertamina melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali memberdayakan kelompok masyarakat dengan membentuk Tim Siaga yang terdiri dari bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjalankan sejumlah kegiatan dalam program ‘YOK PEKA’ yang memiliki kepanjangan Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga. - (Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Te)

Menurut Brasto, bentuk topografi relief dari Desa Sampetan dan Desa Seboto yang relatif bergelombang dan jauh dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) menyebabkan ibu hamil dan balita yang bermukim di lereng Gunung Merbabu tersebut kesulitan menjangkau lokasi posyandu dan mengikuti kegiatan posyandu rutin.

“Akibatnya berdampak pada kasus kesehatan ibu hamil dan balita di dua desa tersebut cukup tinggi,” tuturnya.

Untuk itu, Brasto menjelaskan, di samping penggunaan inovasi Si-Kembang, Pertamina juga ikut mengembangkan beberapa Pos Kesehatan (Poskes) RT untuk mendekatkan layanan kesehatan masyarakat di tingkat RT.

“Tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, Poskes RT juga bisa dimanfaatkan untuk cek kesehatan lansia, remaja, dan masyarakat lainnya,” kata Brasto.

Di setiap Poskes RT, Pertamina menyediakan alat-alat kesehatan, seperti tensi meter, GCU, timbangan bayi, doppler, pengukur panjang bayi, dan peralatan kesehatan lainnya.

“Selain itu, juga tersedia mobil siaga yang ditempatkan di Kecamatan Gladangsari untuk dipergunakan dalam keadaan gawat darurat seperti ibu hamil yang hendak melahirkan, khususnya di Desa Sampetan dan Desa Seboto,” tambahnya.

Berkat program YOK PEKA yang sudah dijalankan dalam kurun waktu 2 tahun, dapat menekan kasus stunting dan ibu KEK di Desa Seboto dan Desa Sampetan. “Manfaat dari program ini telah diterima dari sekurangnya 839 balita, 80 ibu hamil, hingga 310 lansia yang menerima layanan kesehatan berbasis masyarakat,” terang Brasto, dalam siaran persnya.

Dia menambahkan, program YOK PEKA tidak akan memberikan dampak manfaat yang signifikan jika dijalankan tanpa dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang mendukung serta menaruh perhatian yang sama terhadap isu tersebut.

“Program ini merupakan buah kerjasama dari berbagai pihak, di antaranya Pemerinta Kabupaten Boyolali khususnya Dinas Kesehatan Boyolali, Pemerintah Desa setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS), Puskesmas setempat, dan beberapa pihak lainnya,” ucap Brasto.

Respon positif disampaikan oleh Bupati Boyolali, Muhammad Said Hidayat yang menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas program dan upaya yang dijalankan untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.

“Hal ini tentunya dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan berperan dalam tercapainya tujuan penurunan AKI/AKB di Kabupaten Boyolali. Semoga kerja sama ini dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi di seluruh Kabupaten Boyolali,” ujarnya.

Tingkatkan Kesehatan Bersama Masyarakat, Komit ESG dan Kontribusi Terhadap SDGs

 

Brasto menjelaskan program YOK PEKA yang dijalankan bersama masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan, merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang tidak hanya dijalankan Pertamina tapi juga bersama masyarakat.

 

“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan), poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement