Senin 05 Sep 2022 02:27 WIB

KUR untuk Sektor Perternakan Dinilai Belum Mencukupi

Kementan ungkap tiga hal yang jadi tantangan utama sektor peternakan.

Peternakan sapi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Peternakan sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah, mengatakan ada tiga hal yang menjadi tantangan utama dalam mengembangkan sektor usaha peternakan. Salah satunya adalah masih rendahnya minat para pelaku usaha ternak di bidang pembibitan. 

"(Tantangan) Kedua, ada peminat tapi dia (peternak) bersoal lagi di permodalan. Perbankan belum signifikan mendukung pelaksanaan usaha di dalam breeding ini. Dianggap mungkin investasi panjang dan lain-lain," katanya. 

Baca Juga

Menurutnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan untuk sektor peternakan dinilai belum cukup menyokong perkembangan bidang usaha ternak Indonesia. Tatangan berikutnya, kata Nasrullah, sumber indukan ternak yang bisa diintroduksi untuk bisa dikembangkan di Indonesia. 

Nasrullah mengatakan, agar sektor peternakan Indonesia berkembang dengan maksimal hingga bisa menekan serbuan ternak dan daging ternak impor membutuhkan kerja sama dari segala pihak yang terkait di dalamnya.

"Kondisi ini kalau kita hanya mengandalkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), sampai kiamat enggak akan selesai. Sehingga memang harus dilakukan langkah-langkah strategis," ucapnya..

Diketahui, realisasi akad KUR sektor peternakan hingga 7 Desember 2021 mencapai Rp14,77 triliun atau 98,08 persen dari target Kementan yang sebesar Rp15,05 triliun.

Realisasi KUR tersebut diakses oleh 436.146 debitur. Dana digunakan untuk usaha produktif pembibitan dan budidaya sapi, ternak perah, kambing atau domba serta unggas. 

Adapun kebutuhan daging sapi dan kerbau mencapai 669.731 ton di tahun 2021. Tahun ini kebutuhan diperkirakan naik menjadi 711.885 ton. Produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di tahun 2021 sebesar 423.443 ton, dan di tahun 2022 diperkirakan naik tipis menjadi 437.317 ton.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement