Rabu 31 Aug 2022 21:41 WIB

BPBD Cianjur Siagakan Relawan di Kawasan Pantai Selatan

BPBD Cianjur menyiagakan relawan di kawasan pantai selatan terkait gelombang tinggi.

Foto udara jalur Pantai Selatan (Pansela) di Cidaun, Cianjur Selatan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BPBD Cianjur menyiagakan relawan di kawasan pantai selatan terkait gelombang tinggi.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Foto udara jalur Pantai Selatan (Pansela) di Cidaun, Cianjur Selatan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BPBD Cianjur menyiagakan relawan di kawasan pantai selatan terkait gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, menyiagakan sekitar seratus relawan di tiga wilayah kecamatan di kawasan pantai selatan hingga beberapa hari ke depan guna memantau dampak gelombang tinggi.

Menurut Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo, anggota Relawan Tangguh Bencana (Retana) ditugasi memantau kondisi gelombang serta mencegah nelayan dan wisatawan mendekati kawasan pantai saat gelombang tinggi datang.

Baca Juga

"Laporan yang kami dapat hari ini gelombang tinggi melanda Pantai Jayanti di Kecamatan Cidaun, Pantai Sereg dan Apra di Kecamatan Sindangbarang, dan Pantai Lugina di Kecamatan Agrabinta. Ketinggian gelombang mencapai lima meter," kata Rudi, Rabu (31/8/2022).

Dia mengatakan bahwa warga dan nelayan yang tinggal di sekitar kawasan pantai sudah diimbau agar segera mengungsi jika air laut sampai meluap ke daratan. Rudi menekankan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi bisa datang dalam beberapa hari ke depan.

"Di pantai selatan tidak berisiko terjadi tsunami, namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Warga, terutama nelayan, sudah jeli membaca tanda alam dan diminta segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana," katanya.

Seorang nelayan di kawasan Pantai Seregdi Kecamatan Sindangbarang, Rahmat Efendi, mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir nelayan berhenti melaut dan hanya mencari ikan di daerah pinggiran perairan menggunakan jaringkarena kondisi cuaca tidak mendukung.

"Hari ini gelombang yang terjadi cukup tinggi, mencapai lima meter, sehingga rentan terjadi kecelakaan laut. Tidak ada nelayan yang berani melaut. Cuaca seperti ini merupakan siklus tahunan, sehingga selalu diwaspadai nelayan dan warga di pesisir," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement