Rabu 31 Aug 2022 06:27 WIB

Risma: Presiden Jokowi akan Resmikan 76 Rumah untuk Korban Banjir Sentani 

Masyarakat yang tinggal di tenda pengungsian kondisinya tidak memenuhi standar.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Warga korban banjir bandang Sentani melintas di depan rumah sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Jayapura, Papua, Selasa (30/8/2022). Rumah sehat yang dibangun oleh Kementerian Sosial untuk korban banjir bandang di distrik Sentani pada 2019 lalu tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2022.
Foto: ANTARA/Sakti Karuru
Warga korban banjir bandang Sentani melintas di depan rumah sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Jayapura, Papua, Selasa (30/8/2022). Rumah sehat yang dibangun oleh Kementerian Sosial untuk korban banjir bandang di distrik Sentani pada 2019 lalu tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan penyerahan 76 unit rumah sehat untuk masyarakat korban banjir di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (31/8). Hal ini diungkapkan Risma saat meninjau progres pembangunan rumah tersebut pada Selasa (30/8). 

"Kita ngambil kesempatan Bapak Presiden datang ke sini karena ada acara, nah sekalian ke sini," kata Risma dalam siaran persnya, Selasa. 

Setelah melihat langsung 76 rumah untuk korban banjir bandang Sentani tahun 2019 itu, Risma menyatakan bahwa pembangunannya sudah rampung 90 persen. Menurutnya, pembangunannya tinggal menyelesaikan sarana dan prasarana pendukung saja. 

 

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019). - (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

 

Kemensos saat ini sedang mengerjakan fasilitas penunjang berupa listrik, jalan, dan saluran air. Meskipun belum selesai, namun rumah sudah bisa ditempati karena sudah rampung pengerjaannya. 

"Nah sekarang kalau mereka tempati ini, (memang) belum sempurna karena listrik memang lagi kita pasang kemudian saluran dan jalan lagi kita siapkan. Tapi mereka minimal bisa menempati rumah ini," kata Risma. 

Risma mengatakan, selama ini masyarakat tinggal di tenda pengungsian yang kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan. "Tinggal di tenda juga nggak sehat kan. Mereka bercampur orang tua dan anak-anak, kemudian kondisi lingkungannya juga tidak sehat. Mereka sulit untuk air bersih dan sebagainya," katanya. 

Selain rumah sehat, lanjut Risma, Kemensos juga menyediakan sarana untuk beternak dan bertani sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat penerima bantuan rumah ini. "Nah di belakang nanti kan ada perternakan, ada pertanian. Artinya ada yang mereka bisa lakukan. Kegiatan itu untuk mencari nafkah," jelas Risma. 

Risma berharap, pembangunan rumah ini tidak hanya dijadikan tempat tinggal semata. Tetapi juga agar dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat sekaligus menjamin ketersediaan kesempatan bagi masyarakat untuk mandiri dan hidup sejahtera. 

"Ya saya berharap bahwa ini bukan sekedar rumah, tapi bagaimana sustainability-nya. Mereka bisa mencari pendapatan, menafkahi keluarga," kata Risma. 

Pada kesempatan tersebut, Risma juga menyatakan niatnya untuk memberdayakan perempuan agar ikut serta dalam menafkahi keluarga, salah satunya dengan memberikan pelatihan menenun dan menjahit. 

"Tadi saya janji sama mama-mama, kalau mereka sudah menempati di sini nanti kita ajari menjahit, ajari menenun. Kita sudah komunikasi dengan (pengrajin) NTT, saya minta mereka untuk ajari untuk membuat tenun," kata Risma.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement