Selasa 30 Aug 2022 10:11 WIB

Emil Dardak Ingatkan Mahasiswa tak Menjadi Distracted Generation

Derasnya arus informasi dapat mengalihkan fokus anak muda Indonesia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.
Foto: Dokumen
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengingatkan mahasiswa agar tidak menjadi distracted generation (generasi yang terganggu). Emil mengatakan, derasnya arus informasi dapat mengalihkan fokus anak muda Indonesia dari hal-hal yang seharusnya dibenahi di Tanah Air. Menurutnya, agar tidak menjadi distracted generation, mahasiswa harus berpikir visioner terkait pembangunan daerah.

Termasuk dalam mengisi kemerdekaan, menurutnya bisa dilakukan dengan melakukan akselerasi pembangunan daerah yang sinergis, inklusif, dan berkelanjutan. "Kalau dulu memperjuangkan kemerdekaan, sekarang bagaimana kita mengisi kemerdekaan dengan membangun daerah," ujarnya, Selasa (30/8).

Baca Juga

Emil menjelaskan, untuk penerapannya dapat dilakukan dengan bersinergi dengan menggerakkan semua elemen, membangun kesatuan harmonis dan keseimbangan dalam pembangunan daerah. Kemudian diikuti dengan inklusivitas yang mencakup semua lapisan masyarakat. Selain itu, kata dia yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan berkelanjutan atau sustainabilitas.

"Membangun kota itu juga membangun desa, inklusif itu no one left behind, tak ada elemen dan lapisan masyarakat yang tertinggal. Kemudian sustainable atau berkelanjutan. Ini yang perlu menjadi perhatian bagi kita semua,” kata Emil.

Emil pun menyoroti isu yang harus diperhatikan anak muda sejak dini terkait pembangunan daerah. Yaitu infrastruktur, manufaktur, dan pariwisata. Ia menyontohkan pembangunan di Provinsi Jawa Timur yang memiliki kawasan metropolitan yang aktif dan unggul seperti Surabaya Raya, dan kawasan-kawasan industri manufaktur di kabupaten sekitarnya. Selain itu juga terdapat daerah yang punya potensi pariwisata seperti kawasan Bromo Tengger Semeru dan Selingkar Wilis.

"Yang harus kita fokuskan adalah isu terkait infrastruktur, manufaktur, dan sentra produksi pariwisata," ujarnya.

Emil menambahkan, dalam melakukan pembangunan daerah, perlu menjangkau hati masyarakat dan menguatkan semangat bahwa daerahnya dapat lebih maju seperti daerah lainnya. Bagaimana membuat masyarakat merasa tidak tertinggal dan dirangkul. "Kita harus menunjukkan kalo kita bersama mereka, memberikan kekuatan dan optimisme, bukannya malah meninggalkan," kata Emil.

Emil berharap mahasiswa dapat menjawab tantangan yang dihadapi daerah asalnya. "Saya harap mahasiswa dapat menjadi agent of change yang tak segan untuk pulang ke daerahnya, karena definisi sukses bukan hanya berdandan dengan jas dan dasi," ujar Emil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement