REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahada, mengatakan gempa bumi berkekuatan 4,4 yang mengguncang Kota Padang dan Kabupaten Kepulauan Mentawai hari ini, Senin (29/8) merupakan gempa bumi jenis dangkal. Penyebabnya adalah karena adanya aktivitas sesar.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar,” kata Suaidi.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki parameter terletak pada koordinat 1,12 Lintang Selatan dan 100,30 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada 21 kilometer Barat Daya Padang dengan kedalaman 44 kilometer. BMKG mengimbau masyarakat agar tidak gusar dan tidak termakan informasi yang tidak benar.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah,” ucap Suaidi.
Sementara itu Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai, Novriadi, mengatakan jumlah pengungsi akibat gempa Mentawai, Sumatera Barat, terus bertambah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan, saat ini adalah
2.326 orang yang mengungsi.
“Secara total hingga sore ini ada 2.326 jiwa yang mengungsi dari 494 Kepala Keluarga. Masing-masing, 1.188 orang perempuan dan 1.138 laki-laki,” kata Novriadi, Senin (29/8).
Ia menyebut semua pengungsi berasal dari 7 dusun yang ada di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat. Tujuh dusun tersebut adalah Saboilogkat, Sute’uleu, Muara Selatan, Muara Utara, Betaet Utara, Betaet Selatan dan Sakaldhat Mereka yang mengungsi khawatir akan terjadi gempa susulan.
Menurut Novriadi, tim BPBD sudah bergerak ke lokasi untuk mendistribusikan bantuan. Di lokasi sudah disiapkan tenda dan kita distribusikan bantuan dan logistik darurat,” tambah dia.