REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan memberikan bimbingan teknis (Bimtek) dalam rangkaian rapat kerja nasional (Rakernas) kepada legislator partainya. Ia menegaskan, para anggota dewan dari PAN harus menjawab mandat yang diberikan oleh rakyat.
Amanah rakyat harus dipertanggungjawabkan oleh para legislator PAN selama menjalankan tugasnya. Ia meminta para anggota dewan dari partainya yang merupakan wakil rakyat untuk menjalankan tanggung jawabnya sekuat daya dan pikiran.
"Kalau tidak, mending tidak usah. Kalau tidak sanggup jadi anggota DPR mending mundur, daripada jadi bikin dosa, datang tidak ngapain-ngapain," ujar Zulhas dalam pidato pembukaan Rakernas di The Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (27/8/2022) malam.
Ia menegaskan, para anggota dewan di berbagai tingkatan memiliki tiga fungsi, yakni pengawasan, anggaran, dan legislasi. Tegasnya, para legislator PAN harus benar-benar mengerti tiga tugas utamanya tersebut.
"Kalau tidak ada manfaat, hasilnya sia-sia, padahal begitu besar kepercayaan masyarakat kepada kita. Oleh karena itu, Bimtek ini saya minta kerja profesional, sudah ada aturan tatibnya, saya minta teman-teman sungguh-sungguh ini amanah, ini tugas yang amat mulia," ujar Zulkifli.
PAN, jelas Zulkifli, kini telah memasuki usia ke-24 tahun. Sudah lima kali pemilihan umum (Pemilu) yang diikuti oleh partai berlambang matahari itu. Namun pada Pemilu 2019, PAN menduduki peringkat ke-9 dengan perolehan sebesar 6,84 persen atau 9.572.623 suara.
Padahal, PAN pada pemilu-pemilu sebelumnya selalu menduduki posisi ke-5 secara nasional. "Pemilu ke-5 kemarin (2019) kita nomor delapan dan catatan penting di Jawa Tengah kita kehilangan delapan kursi. Tentu itu jadi catatan penting dan evaluasi agar langkah-langkah yang akan datang kita perbaiki dan mencapai apa yang sudah kita sepakati dan mencapai target bersama," ujar Zulkifli.
PAN adalah partai inklusif yang terbuka dengan semua pihak dan kalangan. Sesuai dengan simbol PAN, yakni matahari yang menyinari semuanya dan menjadi suatu pencerahan baru menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Kita tidak membedakan latar belakang, seperti filosofi matahari, matahari memberikan sinar yang sama kepada siapapun, tergantung kepada kinerja," ujar Menteri Perdagangan itu.