Jumat 26 Aug 2022 21:52 WIB

Kala Pasien Covid-19 Semakin tak Munculkan Gejala Khas Terinfeksi Corona

Subvarian BA.5 menular lebih cepat dan pasien terinfeksi tak munculkan gejala khas.

Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 penunjang (booster) Sinopharm sebelum disuntikkan. Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sedang kembali meningkat dipicu penularan Omicron subvarian BA.5. (ilustrasi)
Foto:

Pada konferensi pers Selasa (23/8/2022) lalu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi munculnya varian baru Covid-19 akibat melonjaknya kasus harian di berbagai negara seperti Jepang dan sejumlah negara di Eropa. Karena, besar kemungkinan akan muncul varian Covid-19 baru ketika kasus konfirmasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

"Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru. Pasti akan timbul varian baru karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini. Itu membuat Indonesia harus siap-siap," kata Budi.

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kemenkes RI mencanangkan vaksinasi Covid-19 massal pada akhir tahun untuk mencegah lonjakan kasus pada awal tahun 2023. "Sesuai arahan Bapak Presiden nanti rencananya di akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi, terutama diarahkan bagi golongan yang memang imunitasnya rendah," kata Budi.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu menyampaikan, sasaran vaksinasi akan dilakukan terhadap masyarakat yang mengalami penurunan antibodi Covid-19. Untuk mengetahui sasaran vaksinasi tersebut, Kementerian Kesehatan akan kembali melakukan sero survei pada Novembet.

Hasil survei tersebut akan memetakan kadar antibodi Covid-19 di setiap daerah. Pemerintah pun akan menggelar vaksinasi di wilayah-wilayah yang masyarakatnya memiliki antibodi rendah.

Namun Budi optimistis Indonesia tidak mengalami perburukan kondisi. Alasannya, berdasarkan hasil sero survei per Juli 2022 yang dilakukan pihaknya bersama Tim FKM UI menyatakan sebanyak 98,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus Corona.

"Memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi level antibodinya," ujar Budi.

Budi menambahkan, ujian yang akan dihadapi Indonesia adalah memperthankan kasus konfirmasi tetap stabil hingga 6 bulan ke depan. Bila berhasil, Indonesia terbukti bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut.

Satgas Penanganan Covid-19 juga mengingatkan agar masyarakat mempersiapkan diri menghadapi munculnya varian baru Covid-19 pada tahun depan. Meskipun, gejala yang akan ditampakkan dari varian baru tersebut diprediksi tidak akan terlalu parah dibandingkan varian sebelumnya.

 

“Pada prinsipnya secara ilmiah, karena kekebalan sudah terbentuk dari beberapa dosis yang sudah diterima sebagian populasi, maka manifestasi gejala yang ditampakkan pun tidak akan terlalu parah,” ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (26/8/2022).

Namun demikian, suntikan vaksinasi yang sudah diterima masyarakat tak bisa memberikan perlindungan 100 persen dari penularan virus. Hal ini terbukti dari adanya fenomena reinfeksi di masyarakat.

Wiku mengatakan, kondisi ini bisa terjadi karena imunitas yang melemah akibat padatnya aktivitas, invasi varian baru, maupun karena transmisi komunitas yang juga tinggi.

“Untuk itu kita perlu disiplinkan kembali perilaku kita dalam memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas, tidur cukup kita 7-8 jam dan tetap aktif secara fisik dengan berolahraga,” jelasnya.

 

photo
Ketentuan vaksinasi booster yang terbaru - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement