Senin 22 Aug 2022 22:19 WIB

Usia Harapan Hidup Warga Kota Bandung Naik

Sebanyak 66,31 persen balita di Kota Bandung telah mendapat imunisasi lengkap.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ilham Tirta
Seorang bayi menerima imunisasi di Posyandu (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Seorang bayi menerima imunisasi di Posyandu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mengungkapkan, angka usia harapan hidup (UHH), yang menjadi salah satu komponan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Aris Budiyanto mengatakan, UHH tahun 2016 mencapai 73,84 dan naik 73,86 pada 2017.

Sedangkan, pada 2018 mencapai 74,00, 2019 menjadi 74,14 tahun, 2020 naik ke 74,28 tahun. Terakhir, pada 2021 naik menjadi 74,46 tahun.

Baca Juga

“Pada tahun 2021, balita yang mendapat imunisasi lengkap di Kota Bandung sebesar 66,31 persen lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2020, yakni sebesar 65,05 atau naik 1,26 persen,” kata Aris, Senin (22/8/2022).

Dia menerangkan, kegiatan posyandu mulai berjalan di tahun 2021 dibanding tahun 2020, sejalan dengan mulai aktifnya lagi beberapa kegiatan karena terkendala pandemi Covid-19. Sementara itu, pada tahun 2021, ada penambahan rumah sakit sebanyak dua unit.

“Secara garis besar, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, IPM Kota Bandung cenderung naik dari tahun ke tahun. Namun, di tahun 2020, IPM Kota Bandung turun 0,13 persen atau 0,11 point dari 81,62 point menjadi 81,51 point,” katanya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung, penurunan IPM di tahun 2020 disebabkan pengeluaran perkapita yang turun sebanyak 2,13 persen. Sedangkan, komponen lainnya tetap mengalami peningkatan, seperti UHH, harapan lama sekolah (HLS), dan rerata lama sekolah (RLS).

“Untuk mengukur IPM terdapat tiga indikator utama, antara lain indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada 2020, penghitungan angka UHH dilakukan dengan metode baru. Hal ini mengacu pada perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencakup komponen (1) Umur Panjang dan Hidup Sehat, (2) Pengetahuan, dan (3) Standar Hidup Layak.

Dengan metode baru ini, seluruh daerah di Jabar mengalami penurunan angka UHH bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, Provinsi Jabar mengalami penurunan angka UHH, yaitu dari 73,04 (2019) menjadi 72,85 (2020). Sedangkan secara nasional, Indonesia mengalami penurunan pula angka UHH, dari angka 71,47 (2019) menjadi  71,34 (2020).

Setiap tahunnya, BPS mengeluarkan data angka UHH untuk masing-masing daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Angka UHH merupakan angka perkiraan rata-rata bertambahnya umur seseorang yang diharapkan masih bisa bertahan hidup.

Angka ini didasarkan pada harapan hidup yang mengacu pada kondisi bayi saat dilahirkan di tahun tersebut. Artinya, angka UHH tak lain adalah angka perkiraan rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak lahir hingga meninggal kelak.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement