Senin 22 Aug 2022 17:28 WIB

Harga Telur dan Ayam Potong di Cirebon Melonjak

Harga telur ayam di tingkat agen saat ini mencapai Rp 31 ribu per kilogram.

Rep: Lilis sri handayani/ Red: Friska Yolandha
Pedagang memilih telur ayam di Pasar Lama Kota Serang, Banten, Senin (22/8/2022). Menurut pedagang, sejak awal pekan lalu harga telur ayam naik naik dari Rp27 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram akibat melonjaknya permintaan.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pedagang memilih telur ayam di Pasar Lama Kota Serang, Banten, Senin (22/8/2022). Menurut pedagang, sejak awal pekan lalu harga telur ayam naik naik dari Rp27 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram akibat melonjaknya permintaan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga telur dan ayam potong di pasar tradisional di Kota Corebon mengalami kenaikan. Baik pedagang maupun konsumen berharap agar harga kedua komoditas tersebut segera normal kembali.

Di Pasar Harjamukti, Kota Cirebon, harga telur ayam di tingkat agen saat ini mencapai Rp 31 ribu per kilogram. Sedangkan pedagang sembako, menjual telur ayam dengan harga Rp 32 ribu per kilogram.

Baca Juga

Salah seorang agen telur di Pasar Harjamukti, Udin, mengatakan, harga telur yang berlaku saat ini sudah bertahan sejak empat hari lalu. Sebelumnya, harga telur ayam ada di kisaran Rp 28 ribu per kilogram.

Setelah itu, harga telur ayam naik secara bertahap hingga akhirnya mencapai Rp 31 ribu-Rp 32 ribu per kilogram.

Udin mengaku tidak tahu penyebab pasti kenaikan harga telur ayam. Dia berharap, harga telur ayam segera kembali normal karena sangat berpengaruh terhadap omset penjualan telurnya.

‘’Apa mungkin karena harga BBM (bahan bakar minyak) mau naik ya? Tapi saya tidak tahu pasti,’’ tukas Udin, Senin (22/8/2022).

Selain harga telur, harga daging ayam juga mengalami kenaikan. Saat ini, harga daging ayam potong di Pasar Harjamukti di kisaran Rp 32 ribu per kilogram.

‘’Tadinya sih harga ayam potong Rp 27 ribu per kilogram. Terus naik bertahap, sekarang jadi Rp 32 ribu per kilogram,’’ terang seorang pedagang daging ayam potong, Soleh.

Soleh mengatakan, kenaikan harga daging ayam memang biasanya bersamaan dengan kenaikan harga telur. Meski demikian, dia juga tidak tahu pasti penyebab kenaikan harga ayam tersebut.

‘’Semoga cepat normal lagi. Kalau harganya tinggi, pembeli jadi berkurang,’’ terang Soleh.

Sementara itu, kenaikan harga komoditas tersebut membuat pedagang masakan terpaksa menaikkan harga jual produk mereka. Hal itu untuk mengimbangi besarnya modal yang mereka keluarkan.

‘’Telur dadar biasanya saya jual Rp 4 ribu, sekarang saya naikkan ajdi Rp 5 ribu,’’ kata seorang pedagang masakan di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Surti.

Surti setiap hari membutuhkan dua kilogram telur untuk dijadikannya sebagai masakan. Dia berharap, harga telur itu segera turun kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement