REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Abdul Somad (UAS) bersilaturahim dengan menemui pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di Markaz Syariah, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2022). Dalam pertemuan itu, hadir pula Habib Soleh Rotan.
Dalam pesannya, UAS mengingatkan pesannya kepada beberapa pihak yang membenci HRS. Dia mempertanyakan, kerugian apa yang dilakukan HRS kepada negara hingga harus dimusuhi.
Baca: Survei Poltracking: UAS Pendakwah Paling Disukai di Indonesia
"Apa yang dirugikan, berapa miliar negeri ini rugi oleh Habib Rizieq Shihab? Apa yang pernah beliau hancurkan? Ada barang tambang Indonesia yang beliau ekspor keluar tanpa bayar pajak? Beliau tidak pernah merugikan apapun," kata UAS dalam video yang ditayangkan channel IBTV dikutip di Jakarta, Sabtu (20/8/2022).
Menurut UAS, HRS selama ini hanya sedang menegakkan satu di antara pilar ajaran Islam. Menurut dia, HRS selama ini selain menyeru kepada kebajikan, juga memerangi kemaksiatan. Sehingga tindakannya itu sesuai dengan koridor agama.
Baca: Terus Dikawal GPK, Jateng Bukan Lagi Momok Bagi Dakwah Ustadz Abdul Somad
"Oleh sebab itulah kita disebut umat terbaik, kuntum khaira ummatin, kamu umat terbaik mengajak orang baik, melarang perbuatan mungkar, mungkin azab itu belum diturunkan kepada kita karena beliau beserta jamaah masih lagi ajak orang berbuat baik. melarang orang membuat mungkar kalau itu tidak kamu lakukan dikhawatirkan akan turun azab, ketika azab itu turun kamu berkumpul di tanah lapang berdoa, doa kamu tidak dikabulkan karena tidak melaksanakan nahi munkar," ucap UAS.
Tidak ketinggalan, ia berpesan kepada mereka yang tidak sejalan dengan pandangan HRS untuk sebaiknya diam daripada bersikap merendahkan. "Banyak yang bisa mengajak zikir sholat, tapi tak banyak yang bisa nahi munkar, seperti yang dilakukan Habib Muhammad Rizieq Shihab. Kalau belum bisa melakukan jangan mengejek. Kalau belum bisa melaksanakan jangan mengolok," kata UAS.
Baca: Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar UAS di Jonggol, Meski Sempat Ditolak 14 Orang