REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko mengatakan, sebanyak 77 kepala keluarga di NTT mendapatkan bantuan sambungan listrik gratis di momentum HUT ke-77 Kemerdekaan RI.
"Bantuan listrik gratis bagi 77 KK ini sebagai hadiah HUT Kemerdekaan bagi masyarakat yang selama ini belum menikmati listrik PLN karena tidak mampu menyiapkan tarif pemasangan," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (17/8/2022).
Ia merinci penerima bantuan listrik gratis yang disalurkan melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) terdiri dari 17 KK di Kabupaten Sumba Timur, 13 KK di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Selain itu 17 KK di Kabupaten Belu, 16 KK di Kabupaten Ende, dan 14 KK di Kabupaten Sikka dengan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Ia menjelaskan para penerima bantuan mendapatkan paket bantuan terdiri dari pembiayaan pemasangan instalasi listrik rumah, biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO), hingga biaya penyambungan baru serta pengisian token listrik perdana.
Bantuan yang diberikan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) DAN PLN ini bertujuan meningkatkan rasio elektrifikasi serta memenuhi kebutuhan energi listrik yang belum merata bagi masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi.
Jatmiko berharap akses listrik yang semakin merata bagi masyarakat tidak mampu di NTT akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian di daerah.
Ia menambahkan kondisi Rasio Elektrifikasi di NTT dalam 5 tahun terakhir telah meningkat sebesar 32,48 persen yakni di Mei 2017 sebesar 59,85 persen meningkat menjadi 92,33 persen per Juni 2022.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan Program BPBL ini bertujuan untuk mengejar target rasio elektrifikasi di daerah-daerah termasuk NTT.
"Secara total bantuan pemasangan listrik ini akan menyasar hingga sebanyak 1.120 rumah tangga tidak mampu yang belum berlistrik di NTT," katanya.
Ia menargetkan sebanyak 80.000 rumah tangga tidak mampu yang tersebar di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) di Tanah Air menjadi sasaran Program BPBL melalui APBN tahun anggaran 2022.
Pemerintah memiliki beberapa strategi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi seperti perluasan jaringan, pembangunan minigrid, pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL), Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) serta Program BPBL.