Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (9/8/2022) mengatakan, vaksinasi dan booster bisa mengurangi risiko kematian dan masuk rumah sakit. Hal itu disampaikan dihadapan lansia yang akan mengikuti vaksinasi dosis 1 dan dosis 2, serta booster di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Selasa.
Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini memang lebih sedikit yakni sekitar 7 ribuan per hari dibandingkan kasus di luar negeri seperti Jepang yang mencapai 300 ribuan per hari. Namun, menurut Budi, vaksinasi tetap diperlukan karena mayoritas penyebab pasien Covid-19 dengan kondisi berat di rumah sakit dan pasien yang meninggal adalah pasien yang tidak divaksin atau vaksinnya belum lengkap.
“Kalau sudah divaksin atau booster, maka risiko seseorang tertular Covid-19 turun jauh dibandingkan yang belum vaksin atau booster,” ucap Budi.
Budi menyebutkan, lansia yang tertular Covid-19 dan dirawat di rumah sakit memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi daripada lansia di bawah usia 50 tahun. Kemudian yang paling banyak masuk rumah sakit dan meninggal adalah yang belum divaksin.
“Jadi pesan saya cuma satu, cepat-cepat divaksin dan booster, kalau tertular tidak apa-apa tapi insha Allah tidak masuk rumah sakit dan mengurangi risiko kematian,” kata Menkes.
Menurutnya, jangan sampai merasa aman hanya karena sudah vaksinasi dosis 1 dan dosis 2. Efikasi vaksin akan turun setelah 6 bulan karena itu perlu dilakukan vaksinasi booster.
“Kita lihat kemungkinan orang tertular Covid-19 yang masuk rumah sakit setelah vaksin dosis 1 dan 2, serta booster jumlahnya kecil sekali. Oleh karena itu masyarakat diimbau divaksinasi dosis lengkap dan booster karena itu mengulangi risiko masuk rumah sakit atau risiko kematian,” ucapnya.
Pada Rabu (10/7/2022), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 18 jiwa. Sementara kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah 5.926 orang.
Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, dengan angka kematian yang masih cukup tinggi, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak boleh jemawa. Penggunaan masker menurutnya masih menjadi hal yang mutlak saat berpergian ke luar.
"Angka kematian yang cukup tinggi adalah alasan dari kita yang masih berhati-hati dan tetap pakai masker. Karena kita juga tidak tahu kapan akan terinfeksi Covid-19. Jangan jemawa," tegas Zubairi dalam keterangannya, dikutip Rabu (10/8/2022).
Sementara Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, kemungkinan lonjakan kasus tetap mengintai dan dapat berujung pada puncak kasus. Karenanya, masyarakat harus kembali mengencangkan Protokol kesehatan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita harus waspada karena potensi lonjakan kasus itu masih ada. Kita perlu meminimalisir potensi lonjakan kasus dengan belajar dari negara-negara tersebut," kata Wiku.
Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini berpotensi disebabkan oleh menurunnya kekebalan masyarakat terhadap covid. Dan saat ini, Wiku meminta, bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi booster untuk segera mencarinya.
"Karena booster tidak hanya melindungi diri sendiri namun juga orang lain, terutama saat berinteraksi dengan kelompok rentan di rumah atau di luar rumah," tegas Wiku.