Meski nampaknya hubungan Taiwan dan China berada di titik terburuknya dalam beberapa dekade, para pengamat ekonomi belum melihat skenario terburuk. Dikutip dari Yahoo Finance, Ahad (7/8/2022) industri semi-konduktor yang penting bagi perekonomian Taiwan tidak kena sanksi. Sementara, blokade China terhadap Taiwan diperkirakan akan berakhir pada akhir pekan ini.
Namun, menurut Gedung Putih dan pengamat menilai tidak berarti perekonomian Taiwan dan pasar dunia bebas dari dampak memanasnya kawasan Indo-Pasifik.
"Kami tidak mencari, atau menginginkan krisis," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, Kamis (4/8/2022) lalu.
Dampak ekonomi ketegangan militer mungkin akan terbatas bila China akhirnya menarik mundur kapal perang mereka sesuai jadwal yakin pada akhir pekan ini. Keluar-masuk kapal di Selat Taiwan yang saat ini terhenti juga diperkirakan akan segera kembali normal.
Salah satu konsekuensi ekonomi jangka panjanganya kapal-kapal akan enggan untuk berlayar di sekitar Taiwan terutama bila China terus mengungkapkan ketidaksukaannya ada kapal yang lewat selat tersebut.
"Anda dapat dengan mudah membayangkan bila jalur keluar dan masuk kapal Taiwan terancam dalam berbagai cara (kemudian tarif asuransi dapat naik) dan itu sesuatu yang penting," kata peneliti senior Center for International Security and Cooperation di Stanford, Herbert Lin pada Yahoo Finance.
In Picture: Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jin Ping