REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Banjir yang terjadi sejak Jumat lalu (5/8) masih menggenangi sejumlah desa di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Peristiwa ini berlangsung setelah hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah hulu Sungai Samba dan Sungai Katingan hingga debir air sungai meluap pada sekitar pukul 09.38 WIB.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan menginformasikan genangan yang terjadi pada sejumlah desa di tiga kecamatan mengganggu aktivitas warga. BPBD memantau kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan pada hari ini, Ahad (7/8) hari ini," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ahad (7/8/2022).
Menurut pantauan BPBD, banjir berpotensi meluas hingga wilayah hilir Kabupaten Katingan. Berikut ini sejumlah desa terdampak banjir di wilayah tiga kecamatan, Kabupaten Katingan.
Desa Tumbang Habangoi, Nusa Kutau, Batu Tukan, dan Batu Badak di Kecamatan Petak Malai. Selanjutnya, Desa Tumbang Kaman, Tumbang Labehu, dan Tumbang Manggu di Kecamatan Sanaman Mantikei. Sedangkan Desa Samba Bakumpai di Kecamatan Katingan Tengah.
Sebanyak 733 KK terdampak banjir tersebut. Sementara itu, 419 rumah terendam, dan fasilitas publik terdampak, seperti fasilitas pendidikan 3 unit, perpustakaan 1 unit, sarana kesehatan 2 unit, tempat ibadah 5 unit. Tinggi muka air terpantau antara 20 hingga 70 cm.
Merespon kejadian banjir tersebut, BPBD Kabupaten Katingan telah berkoordinasi dengan pihak desa dan kecamatan terdampak. Personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, SAR, Tagana dan relawan bersiaga di lapangan untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk. Di samping itu, Bupati Katingan akan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, terhitung pada 6 hingga 19 Agustus 2022, meskipun masih dalam proses administrasi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga. Upaya pemerintah daerah saat ini harus difokuskan pada prioritas penanganan darurat, misalnya membantu logistik dan menjaga kondisi kesehatan kelompok rentan, dan mengidentifikasi wilayah aman untuk tempat evakuasi sementara.
Kondisi genangan yang masih terjadi diharapkan dapat segera surut. Prakiraan cuaca dua hari ke depan di tiga kecamatan terdampak berpeluang berawan hingga cerah berawan.
Melihat analisis kajian inaRISK, sebanyak 13 kecamatan merupakah wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dari sejumlah kecamatan tersebut, tiga kecamatan yang saat ini terdampak merupakan wilayah dengan potensi bahaya tersebut. Akhir tahun 2021 lalu, kejadian serupa berulang dalam beberapa kali periode banjir, sehingga masyarakat dan pemerintah sudah harus bisa mengidentifikasi lokasi-lokasi rawan banjir di sekitar pemukiman masyarakat, dan melakukan langkah-langkah mitigasi jangka pendek seperti penyiapan tanggul darurat dan memperkuat jejaring peringatan dini di tingkat komunitas.
" Saluran-saluran air baik primer, sekunder dan tersier harus dijaga dari sampah dan sedimentasi agar optimal dalam menampung dan mengalirkan air. Upaya jangka menengah dan jangka panjang sebagaimana arahan Presiden untuk merehabilitasi ekosistem dari hulu hingga hilir seyogyanya sudah dimulai sehingga potensi banjir berulang mulai bisa dikurangi," ujar Muhari.