Sabtu 06 Aug 2022 03:30 WIB

ID FOOD Berencana Jadikan Lampung Lumbung Jagung Nasional

ID Food telah petakan lokasi-lokasi di Lampung untuk budi daya jagung

Petani menebar pupuk pada acara penanaman jagung program Makmur di Desa Muara Putih, Lampung. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) induk pangan ID FOOD berencana menjadikan Provinsi Lampung sebagai lumbung jagung nasional untuk mendukung ketersediaan industri pakan.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petani menebar pupuk pada acara penanaman jagung program Makmur di Desa Muara Putih, Lampung. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) induk pangan ID FOOD berencana menjadikan Provinsi Lampung sebagai lumbung jagung nasional untuk mendukung ketersediaan industri pakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) induk pangan ID FOOD berencana menjadikan Provinsi Lampung sebagai lumbung jagung nasional untuk mendukung ketersediaan industri pakan.

"Kami ingin menjadikan Provinsi Lampung sebagai lumbung jagung nasional guna mendukung ketersediaan industri pakan terutama untuk peternak mandiri ataupun rakyat," kata Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan, pada Kegiatan Seminar Nasional Jilid 4 Masyarakat Profesional (Maspro), di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan guna mencapai itu semua yang akan dilakukan adalah bagaimana bersama-sama mensinergikan antara ekosistem makmur dengan ekosistem yang sudah dibangun di Lampung untuk menjadikan provinsi ini sebagai lumbung jagung nasional.

"Apalagi saat ini Lampung tercatat sebagai top 3 produsen jagung secara nasional di luar Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga yang harus dilakukan tentu saja bersinergi antara ekosistem makmur dan kartu petani berjaya yang memiliki kemiripan latar belakangnya," ujarnya.

Menurut dia, hal tersebut guna mengatasi kendala pakan ternak yang akan mempengaruhi harga-harga seperti daging ayam maupun telur. Sebab produk-produk tersebut paling tidak dua sampai tiga kali dalam setahun selalu menimbulkan masalah."Jadi masalah terkait produk-produk daging ayam dan telur itu kalau tidak di hulu ya di hilir. Kalau tidak harga jagungnya jatuh harga telurnya jatuh atau harga ayamnya jatuh," kata dia.

Sehingga, lanjut dia, perlu membangun ekosistem agar ada integrasi dari hulu ke hilir antara mitra-mitra petani jagung dengan pengusaha di hilir, terutama dalam hal ini adalah peternak mandiri untuk unggas dan telur.

"Beberapa bulan lalu kami sudah berkomunikasi dengan sejumlah stakeholder yang berhubungan dengan bisnis pabrik pakan di sini dan memang dalam satu tahun itu mereka juga ada masa kekurangan bahan baku jagung," kata dia.

Sehingga, guna memenuhi serta menjadikan Lampung sebagai lumbung jagung nasional pihaknya telah memetakan daerah-daerah yang akan dijadikan tempat untuk budi daya jagung."Kemudian yang paling penting di jagung ini adalah kekurangan pengering. Kami pun sudah memetakan di mana supaya pada saat on farm, pengeringnya pun tersedia karena kita sama-sama ketahui salah satu masalah untuk tanaman jagung ini adalah kadar air tinggi sehingga seringkali ditolak oleh pabrik pakan," kata dia.

Ia pun mengatakan hingga kini program on farm di Lampung khusus jagung telah mencapai 4.058 hektare yang berlokasi di Lampung Selatan, Lampung Timur dan Way Kanan dengan jumlah petani 1.633.

"Kami akan terus mensosialisasikan program makmur yang nanti dapat berkolaborasi dengan kartu petani berjaya agar bisa menjadikan program ini bersama-sama sebagai sumber pertanian modern dan menjadikan Lampung sebagai lumbung jagung nasional," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement