Rabu 03 Aug 2022 20:44 WIB

Perjalanan Hidup Hj Waldjinah Bakal Diangkat ke Layar Lebar

Ide mengangkat kisah maestro keroncong ini sebagai penghargaan atas dedikasi Waljinah

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Produser sekaligus penulis skenario, Ronny P Tjandra (kiri) saat menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kelurahan Gajahmungkur, Kota Semarang, Rabu (3/8). Dalam pertemuan ini Ronny menyampaikan bakal yang mengangkat pernalanan hidup maestro keroncong dan langgam Jawa, Hj Waldjinah ke layar lebar.
Foto: dok. istimewa
Produser sekaligus penulis skenario, Ronny P Tjandra (kiri) saat menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kelurahan Gajahmungkur, Kota Semarang, Rabu (3/8). Dalam pertemuan ini Ronny menyampaikan bakal yang mengangkat pernalanan hidup maestro keroncong dan langgam Jawa, Hj Waldjinah ke layar lebar.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Perjalanan maestro keroncong dan langgam Jawa, Hj Waldjinah bakal diangkat ke layar lebar. Produser sekaligus penulis skenario, Ronny P Tjandra bakal memproduksi film tersebut dengan judul 'Waldjinah Javanese Diva'.

Hal ini diungkapkannya, usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kelurahan Gajahmungkur, Kota Semarang, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Menurutnya, ide mengangkat sang maestro keroncong dan langgam ke layar lebar ini sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi yang telah diberikan Hj Waldjinah pada dunia musik keroncong dan budaya Jawa, melalui lagu langgamnya. "Makanya, hari ini saya kulanuwun sekaligus meminta restu langsung kepada pak gubernur, di Semarang,," jelas pria yang juga memproduseri film Janji Joni ini.

Menurutnya, film tentang perjalanan hidup Hj Waldjinah ini bakal mengambil lokasi di Kota Solo dan beberapa kota di Jawa Tengah. Karena Hj Waldjinah merupakan warga Solo.

Secara garis besar, lanjut Ronny,  film 'Waldjinah Javanese Diva' bakal bercerita tentang perjalanan sosok Hj Waldjinah dalam periode tahun 1952- 1987 atau pada saat Hj Waldjinah umur 7 sampai dengan 42 tahun."Ini merupakan periode di mana Hj Waldjinah tumbuh, berjodoh dengan bakat bernyanyi hingga berhasil mendulang kesuksesan untuk  menjadi seorang maestro keroncong," jelasnya.

Ide untuk memproduksi film ini, lanjut Ronny, berawal dari rekannya, Ayu Sulistyawati yang memberi tahu tentang keinginan putra Hj Waldjinah, Bambang ingin membuat karya tentang ibunya.

Hal itu didasari oleh keinginan untuk memberikan sebuah penghargaan kepada sang ibu, agar kiprahnya di dunia keroncong dan langgam  akan selalu dikenang dan diingat oleh masyarakat.

Maka ia menganggap ini merupakan sebuah keinginan yang sangat baik dan harus didukung. "Itulah yang membuat saya sangat tertarik untuk memproduseri film tentang Hj Waldjinah ini," tegasnya.

Tak hanya itu, Ronny juga berharap film ini dapat segera diproduksi dan diselesaikan dalam waktu dekat. Ia juga ingin film itu penayangan perdananya nanti juga bisa ditonton langsung oleh Hj Waldjinah."Saya ingin film ini bisa selesai dan ditonton langsung oleh ibu Waldjinah dalam kondisi sehat. Sebab tahun ini beliau akan berusia yang ke-77 tahun," tambahnya.

Perihal ini, Ronny juga mengaku  sudah membidik beberapa aktor-aktris beken Indonesia yang bakal terlibat dalam proyek pembuatan film berjudul Waldjinah Javanese Diva.

Bahkan ia juga akan menyiapkan satu scene khusus yang diperankan oleh Ganjar Pranowo, apabila orang nomor satu Jawa Tengah ini mau ikut ambil bagian dalam produksi film tersebut.

Bagi, Ronny, Hj Waldjinah ini sosok yang sangat kental budaya Jawanya. "Kami ingin mengangkat itu sebagai latar film, termasuk bagaimana ia menjadi ikon keroncong, kebaya dan sanggul yang enggan dilepaskan," tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan sosok Hj Waldjinah sangat fenomenal. Musik keroncongnya juga menarik, begitu juga dengan kebaya, jarik dan sanggulnya.

Gubernur juga mengakui sudah dua kali berkunjung ke rumah Hj Waldjinah di Solo. Saat itu beliau juga banyak bercerita ihwal  perjalanan kariernya, soal jarikan dan kebaya, dan bagaiman bertahan hidup di masa senja kariernya.

Maka jika produksi film ini dirampungkan maka bakal menjadi jadi sebuah karya sinematografi  yang sangat menarik untuk ditonton sekaligus mengenang kiprah Hj Waldjinah.

Bahkan Ganjar juga berharap dalam penggarapan film ini nanti dapat melibatkan sejumlah komunitas yang ada. "Apakah itu komunitas musik keroncong maupun komunitas batik dan kebaya," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement