REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebuah truk armada pengangkut BBM Pertamina mengalami kecelakaan lalu lintas di turunan Tanah Putih, di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Semarang, Selasa (2/8) petang.
Kecelakaan ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua orang mengalami luka parah. Penyebab kecelakaan lalu lintas truk yang baru menyuplai BBM di SPBU Tembalang ini masih dalam penyeidikan Satlantas Polrestabes Semarang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun jajaran Polrestabes Semarang, kecelakaan ini terjadi di ruas Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, tepatnya di turunan Tanah Putih, sekitar pukul 17.15 WIB.
Saat itu truk tangka BBM yang dikemudikan oleh Nuryanto (41) dengan kernet Arshad (27) berjalan dari arah Jatingaleh (selatan) menuju Peterongan. Saat melalui jalan yang menurun, tiba- tiba saja laju truk pengangkut BBM ini tidak dapat dikendalikan.
Sebelum tiba di Traffic Light Tanah Putih, pengemudi membenting setir ke kanan hingga menyambar seorang pengendara sepeda motor.
Truk tangki BBM ini baru berhenti setelah terperosok ke sisi kanan badan jalan turunan Tanah Putih dalam kondisi ringsek bagian depannya. Akibatnya, kernet truk meninggal dunia karena terjepit di antara kabin truk.
Sementara pengemudi truk dan seorang pengendara sepeda motor mengalami luka serius dan harus dilarikan ke RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang. “Kasus kecelakaan ini, kini dalam penanganan jajaran Satlantas Polrestabes Semarang,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang, AKBP Sigit.
Area manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyampaikan, truk tangki pengangkut BBM yang mengalami kecelakaan lalu lintas baru saja membongkar muatan BBM di SPBU Tembalang.
Sedianya, truk tersebut hendak kembali ke Integrated Terminal Semarang atau Depot BBM Pengapon, Semarang. Untuk penyebab kecelakaan lalu lintas masih dilakukan investigasi, dalam hal ini petugas satlantas Polrestabes Semarang.
“Terkait dengan korban yang meninggal dunia serta mengalami luka- luka, PT pertamina juga sedang mengupayakan penanganan yang terbaik,” tambah Brasto.