Rabu 03 Aug 2022 00:41 WIB

Pemprov Jabar Bantu Penyelesaian Lahan Universitas Islam Internasional Indonesia

Kampus UIII ini diharapkan bisa menjadi pusat kajian atau penelitian peradaban Islam

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja saat beraktivitas di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022). UIII akan memulai perkuliahan tatap muka (offline) mulai Senin (7/2/2022), yang akan diikuti oleh 98 mahasiswa dari 20 negara penerima program UIII Scholarship. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat beraktivitas di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022). UIII akan memulai perkuliahan tatap muka (offline) mulai Senin (7/2/2022), yang akan diikuti oleh 98 mahasiswa dari 20 negara penerima program UIII Scholarship. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar, membantu penyelesaian lahan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, UIII sudah berdiri dan beroperasi.

"Jadi Alhamdulillah ada Universitas internasional sudah berdiri sudah beroperasi UIII. Jadi siswa dan dosennya juga internasional, lokasinya di Depok di atas tanah negara 142 hektare," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, di Gedung Sate, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga

Emil mengatakan, tanah UIII tersebut memang berdinamika. Jadi, pihaknya sedang menyelesaikan dengan masyarakat yang tinggal ilegal disana."Peran Jawa Barat adalah urusan dinamika pertanahan," katanya.

Menurut Emil, secara kurikulum sekarang ini perkuliahan di UIII sudah berlangsung selama 2 tahun. "Pas covid online pelajarannya, pas sekarang sudah mulai offline, tadi dievaluasi oleh Pak JK selaku dewan Pembina dan Pak menteri Nadiem Makarim," katanya. 

Sebelumnya, Kampus UIII ini diharapkan bisa menjadi pusat kajian atau penelitian peradaban Islam tingkat dunia yang ada di Indonesia. Terlebih Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Selain itu, kampus ini juga diharapkan bisa menjadi pusat peradaban Islam, pusat kajian strategis Islam, pusat studi kawasan Islam, serta museum seni dan budaya Islam yang akan menjadi pusat artefak dan manuscript Islam di Indonesia.

“Kemudian ini cita-citanya adalah agar orang-orang luar negeri, internasional, suatu hari nanti bisa juga belajar di Jawa Barat dan di Indonesia. Tentunya kita butuh sebuah tempat yang standarnya internasional,” kata Emil.

Kampus UIII akan dibangun di atas lahan seluas 142,5 hektar. Dimana 30 persen lahan akan diisi bangunan dan 70 persen lainnya adalah lahan hijau untuk perlindungan flora dan fauna ramah lingkungan, sehingga akan menjadi tempat rekreasi bagi warga kampus dan warga sekitarnya.

Kampus ini akan memiliki tujuh fakultas, yaitu: Fakultas Kajian Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Humaniora, Fakultas Ekonomi Islam, Fakultas Science dan Teknologi, Fakultas Pendidikan, serta Fakultas Arsitektur dan Seni. Tahun pertama UIII akan membuka tiga program studi, yaitu Islamic Studies, Political Science, dan Education.

Pembangunan Kampus UIII sudah dicanangkan Presiden Jokowi melalui Perpres Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia. Komitmen ini diperkuat ini dengan status PTNBH yang akan langsung disematkan pada UIII. Selain itu, proyek kampus ini menjadi satu-satunya pembangunan kampus yang masuk dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang pendidikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement