REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan pengembangan hilirisasi timah. Hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai timah dan perekonomian masyarakat di negeri penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia itu.
"Kami terus berupaya dan mendukung peningkatan implementasi hilirisasi timah ini," kata Pejabat (Pj) Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin di Pangkalpinang, Rabu (27/7/2022).
Ia mengatakan pengembangan hilirisasi timah ini sebagai tindaklanjut kebijakan hilirisasi oleh Presiden Joko Widodo dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. "Hilirisasi di sektor tambang ini merupakan kesempatan untuk menggerakkan ekonomi Babel secara langsung, mengingat industri ini cukup memberikan kontribusi yang signifikan bagi daerah ini," ujarnya.
Ridwan Djamaluddin yang juga menjabat sebagai Dirjen Minerba Kementerian ESDM ini menyatakan Indonesia merupakan penghasil timah kedua di dunia. Sebanyak 91 persen timah tersebut berasal dari Kepulauan Bangka Belitung dengan pemurnian sudah mencapai 99,9 persen. "Saya memaknai kebijakan hilirisasi oleh Presiden Joko Widodo, kalaupun kita lakukan hilirisasi tentunya itu lebih kepada menghasilkan produk-produk yang lebih dekat ke industri hilirnya sehingga mampu menyerap tenaga kerja," katanya.
Ridwan sangat mengapresiasi Bank Indonesia (BI) yang juga ikut berpartisipasi mendorong hilirisasi tambang di Babel. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Budi Widihartanto mengatakan saat ini 98 persen timah di Babel diekspor keluar negeri dan hanya dua persen yang diolah atau dihilirisasi di Indonesia. "Hilirisasi tambang timah belum begitu besar, baru tin plat, tin sorder, dan tin chemical yang ke depan akan dikembangkan," katanya.