REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kasus Covid-19 di Kota Bandung kembali meroket. Pusat data dan informasi Covid-19 Kota Bandung mencatat, hingga Ahad 24 Juli 2022, total kasus terkonfirmasi di Kota Bandung sebanyak 88.868 kasus, atau naik sebanyak 72 kasus dari sebelumnya. Sedangkan untuk kasus harian mencapai 951 kasus yang terkonfirmasi aktif.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana menegaskan, kenaikan kasus ini perlu ditindaklanjuti dengan serius. Salah satunya dengan pengetatan pengawasan di ruang-ruang publik, termasuk sekolah. Pemkot Bandung, tengah mengupayakan pengadaan gerai-gerai vaksinasi di sekolah demi menjaga kekebalan imunitas dan mendorong percepatan vaksinasi dosis ketiga (booster).
“Saya pikir itu (pengadaan gerai vaksinasi di sekolah) bisa dilakukan, nanti kerja sama Dinkes dengan Disdik, tapi intinya kita terus melakukan percepatan vaksin booster,” kata Yana, Senin (25/7/2022).
“Alhamdulillah kan sekarang dari target booster kita 50 persen sekarang sudah 37 persen lebih, mudah-mudahan bisa terus dimasifkan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, meski masih dapat dikategorikan terkendali, namun masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dengan mengetatkan penerapan protokol kesehatan. Dia juga menegaskan bahwa pengawasan bukan hanya difokuskan di dalam lingkungan sekolah saja, namun juga di lingkungan sekitarnya. Menurutnya, untuk menangkal munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah, perlu adanya kerja kolektif dari berbagai unit, dan masyarakat.
“Kalau di dalam itu mereka (anak-anak sekolah) rata-rata rapi yah, saya lihat mereka masuk menggunakan masker, guru juga menggunakan masker,” kata Ahyani saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (25/7/2022).
“Jadi ini kita ga bisa kalau ga kerja kolektif dari setiap unit, pemilik toko, usaha, pengelola unit kerja semua harus mengingatkan dan bertanggungjawab atas kesehatan, keselamatan di lingkungannya,” sambungnya.
Untuk memaksimalkan fungsi satgas COvid-19 di lembaga pendidikan, Dinas Kesehatan juga akan melakukan tes Covid-19 secara acak di sekolah-sekolah, demi menghindari potensi munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah. “Kita akan bicarakan lagi dengan Disdik, tapi yang utama, Satgasnya harus berjalan,” kata Ahyani.
“Prinsipnya, jangan lepas masker karena kita ga akan pernah tahu kondisi kesehatan di sekitar kita. Ajarkan anak bila ada orang lain di sekitarnya, termasuk jarak sosial minimal 1 meter, ajarkan cuci tangan, ajarkan untuk beradaptasi dengan situasi ini,” himbaunya.