REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kasus Covid-19 di Kota Bandung kembali meroket. Pusat data dan informasi Covid-19 Kota Bandung mencatat hingga Ahad (24/7/2022) total kasus terkonfirmasi di Kota Bandung sebanyak 88.868 kasus, atau naik sebanyak 72 kasus dari sebelumnya. Sedangkan untuk kasus harian mencapai 951 kasus yang terkonfirmasi aktif.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, meskipun tingkat kesembuhan di Kota Bandung cukup tinggi 86.438 konfirmasi sembuh atau naik 81 kesembuhan dari sebelumnya, namun tingginya lonjakan kasus Covid-19 tetap patut diwaspadai. Lonjakan ini, kata Yana, disinyalir disebabkan adanya subvarian baru Covid-19, BA.4 dan BA.5.
“Jadi memang kuncinya sekali lagi adalah prokes, karena memang ini penambahan kasusnya tinggi, tapi insya Allah dengan mulai terbentuknya Imunitas kekebalan kelompok melalui percepatan vaksinasi booster maka proses penyembuhannya juga akan cepat,” kata dia, setelah meresmikan ruang publik baru di kawasan Binong Jati, Kota Bandung, Senin (25/7/2022).
Saat ditanya langkah antisipatif yang dilakukan Pemkot Bandung untuk menghalau timbulnya klaster Covid-19, Yana mengatakan Satuan Tugas Covid-19 telah menerjunkan tim untuk mengetatkan pengawasan di ruang-ruang publik termasuk sekolah-sekolah yang telah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
“Insya Allah selama kita konsisten pengawasan prokes, insya Allah aman,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menjelaskan bahwa pengawasan bukan hanya difokuskan di dalam lingkungan sekolah saja, namun juga di lingkungan sekitarnya. Menurutnya, untuk menangkal munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah, perlu adanya kerja kolektif dari berbagai unit, dan masyarakat.
“Kalau di dalam itu mereka (anak-anak sekolah) rata-rata rapi yah, saya lihat mereka masuk menggunakan masker, guru juga menggunakan masker,” kata Ahyani saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (25/7/2022).
“Jadi ini kita tidak bisa kalau tidak kerja kolektif dari setiap unit, pemilik toko, usaha, pengelola unit kerja semua harus mengingatkan dan bertanggungjawab atas kesehatan, keselamatan di lingkungannya,” sambungnya.
Untuk memaksimalkan fungsi satgas Covid-19 di lembaga pendidikan, Dinas Kesehatan juga akan melakukan tes Covid-19 secara acak di sekolah-sekolah, demi menghindari potensi munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Kita akan bicarakan lagi dengan Disdik, tapi yang utama, Satgasnya harus berjalan,” kata Ahyani.
“Prinsipnya, jangan lepas masker karena kita tidak akan pernah tahu kondisi kesehatan di sekitar kita. Ajarkan anak bila ada orang lain di sekitarnya, termasuk jarak sosial minimal 1 meter, ajarkan cuci tangan, ajarkan untuk beradaptasi dengan situasi ini,” imbaunya.