Jumat 22 Jul 2022 16:26 WIB

Legislator Surabaya Minta Saluran Air Peninggalan Belanda Digunakan Kembali

Legislator meminta saluran air peninggalan Belanda di Kota Surabaya digunakan kembali

Petugas mengangkat pecahan beton yang menyumbat saluran air di Jalan Ngagel Timur, Surabaya, Jawa Timur. Legislator meminta saluran air zaman Belanda di Kota Surabaya digunakan kembali.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas mengangkat pecahan beton yang menyumbat saluran air di Jalan Ngagel Timur, Surabaya, Jawa Timur. Legislator meminta saluran air zaman Belanda di Kota Surabaya digunakan kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya meminta saluran air peninggalan zaman Belanda yang selama ini tidak terpakai digunakan kembali sebagai upaya menangani banjir saat hujan deras di pusat kota.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Jumat (22/7/2022), mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan pemkot Surabaya untuk penanganan banjir antara lain pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase dan bozem (penampungan air), serta pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan.

Baca Juga

"Namun upaya ini belum mampu mengatasi problem banjir di Surabaya," kata William.

Menurut dia, hal ini terlihat dari indeks genangan kota Surabaya pada tahun 2021 yang hanya turun 1 persen jika dibandingkan tahun 2020. William mengatakan, pada 2021, Surabaya telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 171 miliar untuk pengelolaan dan pengembangan sistem drainase.

Tetapi luasan banjir hanya turun 10,07 Hektare dan tidak ada perubahan tinggi genangan dibanding tahun 2020. Seiring dengan pembangunan kota, lanjut dia, pihaknya meminta Pemkot Surabaya harus segera mencari solusi penanganan banjir agar tidak semakin parah.

Dia ini mengatakan, Kota Surabaya telah memiliki saluran air atau gorong-gorong di bawah jalan yang merupakan peninggalan Belanda. Dia mengusulkan agar pemkot Surabaya harus mencari peta saluran air zaman Belanda dan mempelajari tata airnya.

"Saya pikir pemkot perlu melihat peta Surabaya zaman Belanda. Sebab saya yakin Surabaya sebagai sentra niaga peninggalan pemerintah Belanda dan berada di kawasan pesisir memiliki infrastruktur yang dapat mencegah terjadinya banjir berupa gorong-gorong saluran air besar yang berada di bawah jalan pasti ada," kata William.

Terakhir, William menambahkan pencarian dari Embong Malang ke arah utara karena Embong Malang zaman Belanda itu jalan besar yang paling selatan dari Surabaya zaman itu.

Pemanfaatan gorong-gorong ini bisa membantu sekali mengurangi genangan di pusat kota, dengan menyalurkan saluran baru ke gorong-gorong ini. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto sebelumnya mengatakan, pihaknya telah melakukan pencarian gorong-gorong peninggalan Belanda di Jalan Embong Malang menuju Pelabuhan Kalimas Surabaya.

Lilik memprioritaskan mencari gorong gorong peninggalan Belanda di wilayah Blauran sampai Kranggan karena setiap kali turun hujan di kawasan itu selalu banjir. Selama ini, pembuangan air dibuang ke Bozem Morokrembangan yang letaknya cukup jauh.

Menurut dia, jika menemukan gorong-gorong Belanda yang baru di depan Kranggan maka selanjutnya akan disudetkan masuk ke gorong-gorong itu dan nyambung ke rumah pompa Jalan Kenari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement