REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 2.500 warga dari berbagai desa di Provinsi Sulawesi Utara (Sultra) menyuarakan Ganjar Pranowo di 2024 berharap kesejahteraan desa. Mereka berpendapat, Ganjar merupakan sosok yang terbukti peduli pada masyarakat desa.
Ketua Desa Ganjar Sultra, Ali Basa mengatakan bahwa warga yang hadir berasal desa dari 17 kabupaten/kota yang disatukan aspirasi memajukan Indonesia. Ganjar dinilai memahami betul persoalan desa, tetapi juga tegas dalam memimpin.
"Des Ganjar muncul dari akar rumput pedesaan karena kehidupan masyarakat memang lebih banyak terkonsentrasi di desa," kata Ali Basa dalam keterangan, Rabu (20/7/2022).
Ali menyebutkan kalau Indonesia memiliki 74 ribu desa dengan keberagaman dan membutuhkan perhatian dari pemimpin nasional. Dia melanjutkan, sejumlah aspek yang perlu ditumbuhkan di antaranya ekonomi, budaya dan sumber daya manusia (SDM).
Dia menegaskan bahwa desa merupakan tumpuan masyarakat Indonesia karena lebih banyak penduduk berdomisili di tingkat desa. Mereka mendukung Ganjar karena politisi PDIP itu sangat peduli dengan perbaikan kehidupan pedesaan bahkan sejak duduk di kursi DPR dengan mengegolkan Undang-undang Desa.
"Jika Pak Ganjar menjadi presiden, kami yakin beliau akan membangun sinergi dan fokus mengarahkan perhatian bukan hanya ke masyarakat kota, tetapi juga kepada masyarakat desa," katanya.
Dia optimistis Ganjar dapat membawa perubahan signifikan bagi masyarakat mulai dari tingkat desa hingga kota di seluruh Indonesia. Menurutnya, Ganjar terbukti berhasil memimpin Jawa Tengah dengan memahami persoalan dan juga mengerti bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ali mengatakan bahwa titik perhatian pembangunan itu harus diawali dengan bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di desa. Dia mengaku Des Ganjar Sultra akan terus menyosialisasikan dan mendukung Ganjar hingga ke pelosok daerah agar dapat memimpin di 2024 nanti.
Dewan Pengarah Des Ganjar Nasional, Wargiyati menyebutkan bahwa Ganjar berhasil menekan angka kemiskinan di 2022 dari dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa di Jateng. Menurutnya, Hal ini dimungkinkan karena adanya program pembangunan mulai dari bantuan Rumah Tak Layak Huni, UMKM hingga sarana prasarana penunjang ekonomi kreatif (desa wisata).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
