Selasa 19 Jul 2022 22:31 WIB

Soal Kecelakaan Transyogi, Warga: Selalu Nunggu Ada Korban Dulu Baru Disentuh

Sebelum kejadian kecelakaan Senin lalu itu, telah terjadi beberapa kecelakaan

Rep: Alkhaledi kurnialam / Red: Hiru Muhammad
Sejumlah Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beserta pihak terkait memeriksa kondisi kendaraan truk pengangkut bahan bakar miyak (BBM) yang mengalami kecelakaan di halaman Polres Metro Bekasi Kota, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Kecelakaan yang terjadi pada Senin (18/7/2022) lalu di Jalan Transyogi Cibubur dan menewaskan 11 orang tersebut kini kasusnya ditangani Satlantas Polres Metro Bekasi Kota.
Foto: ANTARA/Suwandy
Sejumlah Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beserta pihak terkait memeriksa kondisi kendaraan truk pengangkut bahan bakar miyak (BBM) yang mengalami kecelakaan di halaman Polres Metro Bekasi Kota, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Kecelakaan yang terjadi pada Senin (18/7/2022) lalu di Jalan Transyogi Cibubur dan menewaskan 11 orang tersebut kini kasusnya ditangani Satlantas Polres Metro Bekasi Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBUBUR-–Wakil komunitas warga Transyogi, Liliek Prasetyo menilai pihak-pihak yang bertanggungjawab atas jalan Transyogi di  Bekasi, Jawa Barat tidak responsif dengan kondisi yang terjadi. Mereka baru merespons ketika korban jiwa sudah berjatuhan dan beritanya terekspos. 

"Kami dari komunitas aktif terus menerus ngasih tahu, tadi saya sebutkan Bekasi, Depok, terutama BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) soal manajemen transportasi. Saya minta ditingkatkan, cuman sampai hari ini belum disentuh. Selalu nunggu korban dulu baru disentuh," kata Liliek, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga

Liliek mengatakan kekhawatiran terkait jalan Transyogi, terutama terkait jalan di depan Perumahan CBD sudah lama dirasakan. Apalagi setelah beberapa insiden kecelakaan yang lokasinya di titik tersebut. 

Menurutnya, sebelum kejadian kecelakaan pada Senin (18/7/2022) itu, telah terjadi beberapa kecelakaan kendaraan. Kecelakaan-kecelakaan sebelumnya juga telah memakan korban jiwa. 

"Kecelakaan dua minggu lalu, nggak sampai sebulan. Dua minggu lalu, terus sekarang itu dan sebelumnya truk pasir yang ijo. Sudah tiga kali. Korbannya juga ada. Yang satu kegencet yang sebelum ini, yang satu lagi motor. Tapi memang yang paling banyak korbannya ini,"terangnya. 

Dia juga menyebut jalan itu akan lebih nyaman dan aman jika terus lurus tanpa dihambat lampu merah. Median jalan yang sempat dibuka juga dinilai sebaiknya ditutup untuk menghindari peristiwa kecelakaan serupa kedepannya. 

"Dari segi keamanan, kenyamanan lebih bagus median tetap lurus,"katanya.

Apalagi semenjak median dibuka dan keberadaan lampu merah, kemacetan semakin menjadi-jadi. "Bisa tertahan 20 sampai 30 menit," tambahnya.

Seorang pengendara ojek online yang sering melewati jalan tersebut, Muliadi (31 tahun) juga menilai keberadaan lampu merah di titik itu adalah salah satu penyebab kecelakaan yang terjadi Senin kemarin. Kondisi jalan yang menurun kemudian dihambat oleh lampu merah bisa membuat kendaraan lepas kendali.  "Namanya jalan turunan terus posisi ada lampu merah. Sebelumnya juga kan ada kejadian," katanya. 

Menurutnya, beruntung truk tangki BBM tertahan oleh motor yang terlindas. "Itu kan truk BBM ketahan sama motor. Kalau ngga bakal lebih banyak korban," ujarnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement