Selasa 19 Jul 2022 15:16 WIB

BNPB Pastikan Penanganan Bencana di Garut Berjalan Optimal 

14 kecamatan di Garut alami bencana alam.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Tim SAR gabungan membantu pelajar turun dari perahu karet setelah menyeberangi Sungai Cimanuk, Garut, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Warga di kawasan tersebut terpaksa menggunakan perahu karet yang disediakan oleh Tim SAR gabungan Polri, TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut untuk akses penyeberangan, khususnya untuk menuju sekolah setelah jembatan penghubung antarkecamatan dampak banjir bandang Sungai Cimanuk beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Tim SAR gabungan membantu pelajar turun dari perahu karet setelah menyeberangi Sungai Cimanuk, Garut, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Warga di kawasan tersebut terpaksa menggunakan perahu karet yang disediakan oleh Tim SAR gabungan Polri, TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut untuk akses penyeberangan, khususnya untuk menuju sekolah setelah jembatan penghubung antarkecamatan dampak banjir bandang Sungai Cimanuk beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengunjungi sejumlah wilayah terdampak bencana di Kabupaten Garut, Selasa (19/7/2022). Melalui kunjungan itu, ia ingin memastikan penanganan bencana di daerah itu berjalan optimal. 

"Saya datang ke sini atas perintah Bapak Presiden untuk memastikan tahap penanganan bencana, khususnya pada masa tanggap darurat bencana, ini bisa berhalan lancar, tertib, dan sebagaimana mestinya," kata dia di Kabupaten Garut, Selasa.

Baca Juga

Menurut dia, saat ini kondisi wilayah yang sempat diterjang bencana banjir bandang pada Jumat (15/7/2022), sudah tak lagi digenangi air. Warga yang terdampak juga telah membersihkan rumahnya masing-masing.

Suharyanto menyebutkan, tak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Kabupaten Garut. Adapun adanya satu orang yang meninggal dunia, menurut dia, itu karena sakit stroke, bukan karena langsung terdampak bencana.

 

Kendati demikian, bencana itu membuat sejumlah infrasktuktur rusak, termasuk rumah warga. Berdasarkan data resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut per 18 Juli 2022, bencana yang terjadi pada Jumat malam itu berdampak terhadap 4.328 unit rumah, 17 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas ibadah, tiga unit fasilitas kesehatan, 33 unit fasilitas umum, 23 unit kantor pemerintahan, 81 unit kios, 10.103 meter TPT, 43 unit jembatan, 14.241 meter jalan, 4 juta meter persegi lahan pertanian atau kebun, 5 hektare hutan, 225 unit peternakan, 17 ribu hektare kolam, dan 77 unit konstruksi irigasi.

"Kami akan melakukan penanganan," kata Suharyanto. 

Ia mengatakan, Pemkab Garut telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari. Selama masa tanggap darurat bencana, kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak dipastikan akan terpenuhi.

"Keselamatan masyarakat terdampak akan jadi prioritas utama," kata dia.

Setelah masa tanggap darurat bencana berakhir, pihaknya akan melakukan kajian terkait kebutuhan yang masih diperlukan warga. Pemerintah setempat dibantu aparat TNI dan Polri disebur akan melakukan langkah pascabencana hingga tuntas.

Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor terjadi di 14 kecamatan yang berada di Kabupaten Garut pada Jumat malam. Berdasarkan data terkahir, terdapat 6.314 KK atau 19.546 jiwa terdampak dan 242 KK atau 785 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement