Senin 18 Jul 2022 19:50 WIB

Hedonistik Media Massa dan Pusaran Badai Krisis Ekonomi

Media massa hendaknya jadi pemandu rakyat dalam hadapi krisis ekonomi.

Warga membaca koran yang dipajang di Papan Baca Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Papan Baca yang merupakan fasilitas milik Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut memasang beberapa koran lokal dan nasional untuk memenuhi kebutuhan berita dan informasi lainnya bagi masyarakat.
Foto:

Manusia tidak bias lepas dari media massa yang telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa saat ini. Bahkan kebutuhan dan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media massa ikut berperan dalam perkembangan dan perubahan pola tingkah laku sampai budaya dari suatu masyarakat. Sehingga posisi dan kedudukan media massa dalam masyarakat bias dikatakan sangatlah penting. 

 Harold Dwight Lasswell, seorang ilmuwan politik terkemuka Amerika Serikat dan seorang pencetus teori komunikasi, mengemukakan perihal adanya empat fungsi sosial media massa, yaitu: Pertama, sebagai social surveillance. Pada fungsi ini, media massa akan senantiasa merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi, dengan maksud agar dapat dilakukan kontrol sosial, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam lingkungan masyarakat bersangkutan.

Dalam menghadapi isu krisis global ini, kita berharap media massa memainkan peran pertama ini. Sebagai pihak yang dapat menyebarkan informasi akurat dalam rangka memberikan kontrol sosial, semua informasi mengenai faktor penyebab krisis hingga bagaimana cara menghadapi krisis dari berbagai ahli dan pihak berwenang bisa disajikan kepada masyarakat dengan objektif. 

Kedua, sebagai social correlation. Dengan fungsi korelasi sosial tersebut, akan terjadi upaya penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya. Pada segi ini, media massa diharapkan menjadi penyambung “tali kebaikan” bagi semua pihak yang memiliki pandangan atau visi yang sama. Begitupun antara pandangan-pandangan yang berbeda, tujuannya agar tercapai konsensus sosial.

 Media seringkali merepresentasikan bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, sehingga secara tidak langsung menyebabkan masyarakat menilai apakah lingkungan mereka sudah layak atau memenuhi standar tersebut. Gambaran ini seringkali dipengaruhi dari apa yang dilihat, didengar dan dibaca dari media. 

 Ada juga yang Ketiga, fungsi socialization. Pada fungsi ini, media massa selalu merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Dalam sebuah jurnal nasional, ada penelitian mengenai bagaimana Kelebihan Jepang mempertahankan nilai kebudayaanya sebagai landasan metafisis pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga kehidupan masyarakat sehari-hari dalam menghadapi krisis Covid-19. Ternyata ada salah satu unsur yang berperan dalam menjaga asupan informasi kepada msyarakatnya, yaitu unsur peran media massa nya. 

Media massa juga dapat memperluas pemikiran masyarakatnya. Kebanyakan orang yang hidup dalam masyarakat tradisional dapat mengikuti arus modernisasi dengan adanya media massa. Media juga membantu negara yang sedang memulihkan perekonomiannya dengan mengenal kehidupan negara lain, sehingga dapat memperoleh pandangan baru dalam menata arah masa depan negaranya.

Terakhir yang keempat, fungsi entertainment. Agar tidak membosankan, sudah tentu media massa perlu juga menyajikan hiburan kepada khalayaknya. Krisis itu menciptakan depresi, mulai dari stres tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Ketika kondisi krisis menerpa, media massa berfungsi sebagai pemancar budaya yang menghibur. Ada masanya ketika masyarakat begitu bergantung pada penyiar radio atau presenter talkshow acara televisi untuk memberikan hiburan. Kita menyimaknya dan  tertawa berjam-jam. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement